Giliran HP Inc yang Berencana PHK 6.000 Karyawan

Kantamedia.com – Produsen laptop dan komputer asal Amerika Serikat, HP Inc berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK setidaknya 12% dari jumlah karyawan atau sekitar 6.000 orang.

Melansir TechSpot, Minggu (27/11/2022), HP Inc dikatakan akan melakukan pemecatan karyawan tersebut secara berkala hingga tahun fiskal 2025. Ini diduga merupakan buntut dari permintaan laptop dan PC yang berkurang drastis.

Pada tahun ini, pendapatan bersih perusahaan dilaporkan turun 0,8% menjadi $63 miliar dibandingkan tahun 2021.

Selain itu penjualan notebook juga turun 23% menjadi USD6,4 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun. Pendapatan fiskal kuartal keempat HP Inc pun dikabarkan jatuh ke angka 11% menjadi USD14,8 miliar atau sekitar Rp 232 triliun.

Baca juga:  Bos Agung Sedayu Group Sindir Orang Tak Pernah ke IKN tapi Bicara Sesuka Hati

Mirisnya lagi, laba juga ikut anjlok sebesar 85 sen per saham, mengalahkan perkiraan analis.

HP Inc memperkirakan laba yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal fiskal pertama, berdasarkan prediksi penurunan penjualan komputer sebesar 10%. Diperkirakan biaya tenaga kerja dan non-tenaga kerja yang terkait dengan restrukturisasi dan biaya lainnya akan menelan biaya sekitar satu miliar dolar selama tiga tahun ke depan.

Perusahaan berharap untuk mengurangi 61.000 tenaga kerjanya dengan 4.000 atau 6.000 orang sebelum akhir tahun 2025. Mereka menyebut bahwa ini adalah keputusan terberat yang harus diambil karena melibatkan banyak sekali orang.

Kombinasi pelunakan pasar pasca-lockdown dan ketidakpastian ekonomi telah menyebabkan permintaan barang elektronik konsumen anjlok tahun ini. Ponsel, tablet, Chromebook, dan monitor game hanyalah beberapa industri yang terkena dampaknya.

Baca juga:  Sejarah THR di Indonesia dari Masa ke Masa Sejak 1950

HP Inc mengatakan akan berinvestasi di lini bisnis baru, termasuk layanan berlangganan.

CEO HP Inc, Enrique Lores berencana untuk memperluas layanan berlangganan kartrid tinta ke produk-produk seperti kertas dan komputer. Menurut sejumlah pihak, Ini memang bukan saat yang tepat untuk menjadi pekerja di perusahaan teknologi besar.

Sebelumnya, Meta juga memberhentikan 11.000 orang baru-baru ini, dan situasi di Twitter terhuyung-huyung karena peralihan pemimpin.

Selain itu, pada Oktober lalu Microsoft juga dilaporkan melakukan PHK terhadap 1000 karyawannya di berbagai divisi pada sejumlah negara.

Situs Layoffs.fyi, yang fokus menghitung jumlah pelaku bisnis teknologi di seluruh dunia melaporkan, sebanyak 134.739 karyawan sektor teknologi yang sudah dipecat sepanjang tahun 2022 ini. Jumlah itu diprediksi akan terus bertambah banyak dalam waktu dekat.

Baca juga:  Budaya K3 Dukung Ekosistem Ketenagakerjaan yang Unggul

Sebanyak 836 perusahaan teknologi telah merumahkan 134.739 karyawan mereka di 2022,” lapor Layoffs.fyi.

Dalam bagan informasi yang mereka tampilkan, pemecatan karyawan justru terjadi paling tinggi November 2022. Di bulan itu angka pemecatan justru lebih dari 40.000 karyawan. Jauh lebih besar dari pemecatan yang terjadi di Juni 2022 yang mencapai 20.000 orang.

Pada November ini peristiwa PHK memang paling sering terjadi di bisnis teknologi. Meta, Twitter, Disney, hingga Amazon telah melakukan pemecatan besar-besaran. (jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi