Kantamedia.com – Menteri energi negara – negara G-7 dalam pertemuan Senin (29/4/2024) sepakat menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara pada paling lambat 2035. Keputusan ini diharapkan memberikan contoh bagi dunia internasional dalam upaya memerangi krisis iklim.
Negara G7 sendiri terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Jepang, dan Kanada
“Kami telah mencapai kesepakatan untuk secara bertahap menghentikan penggunaan batu bara pada paruh pertama 2030-an,” kata Menteri Energi Inggris Andrew Bowie, dikutip CNBC Internasional di Turin, Italia tempat pertemuan tersebut berlangsung.
Dia mengatakan perjanjian ini sangat bersejarah. “Sesuatu yang tidak kami capai pada COP-28 di Dubai tahun lalu,” kata dia merujuk pada konferensi perubahan iklim PBB.
Dia menambahkan, kehadiran negara-negara G-7 untuk menyampaikan sinyal ini kepada dunia sungguh luar biasa.
Perjanjian terkait batu bara itu akan menandai langkah signifikan menuju arah hasil KTT iklim PBB COP28 tahun lalu untuk menghapuskan bahan bakar fosil. Di mana batu bara dianggap sebagai bahan yang paling menimbulkan polusi.
Di beberapa negara G-7, batu bara sebenarnya memiliki peran sangat besar dalam menghasilkan listrik. Jerman dan Jepang misalnya menghasilkan listrik lebih tinggi 25% dengan batu bara, dari total produksinya tahun lalu.
Italia sendiri menghasilkan 4,7% dari total listriknya melalui beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara, tahun lalu. Roma saat ini berencana mematikan pembangkit listriknya pada tahun 2025, kecuali di pulau Sardinia yang batas waktunya adalah tahun 2028.
Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan komentar tentang perjanjian yang dilaporkan tersebut.
Pemerintahan Joe Biden minggu lalu mengumumkan peraturan yang bertujuan mengurangi emisi berbahaya dari pembangkit listrik, dengan target fasilitas batu bara dan gas alam baru untuk mengurangi 90% polutan iklim pada 2032.
Peraturan tersebut diperkirakan akan mengurangi emisi karbon dioksida dari sektor tersebut sebesar 75% dibandingkan dengan tingkat pada 2005.
Peraturan tersebut akan diberlakukan jika Biden memenangkan pemilihan pada musim gugur ini. Sementara jika saingannya, Donald Trump, berhasil kembali ke Ruang Oval, akan mengakhiri program-program untuk melawan pemanasan global, yang disebutnya sebagai hoaks. (*/jnp)