Pasar Keuangan Indonesia Terancam Gejolak, IHSG dan Rupiah Terkoreksi

Kantamedia.com – Pasar keuangan Indonesia diprediksi menghadapi gejolak signifikan sepanjang minggu ini. Investor diharapkan waspada terhadap berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun internasional, yang dapat memicu fluktuasi di pasar saham dan nilai tukar rupiah.

Analisis lengkap mengenai sentimen-sentimen tersebut dapat dibaca di halaman tiga dan empat, dengan sorotan utama pada sentimen domestik seperti evaluasi indeks, rilis laporan keuangan kuartal III emiten bluechips, serta pengumuman data inflasi dan manufaktur. Di sisi lain, faktor eksternal yang patut diperhatikan adalah ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pengaruh dinamika indeks dolar AS yang dipengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah berada di zona negatif. IHSG terdepresiasi 0,84% selama sepekan, turun dari 7.760 pada 18 Oktober 2024 menjadi 7.694,66 pada penutupan Jumat (25/10/2024). Indeks kembali terkoreksi, menyentuh level psikologis 7.600 setelah bertahan selama enam hari di level 7.700-an. Nilai transaksi indeks pada hari Jumat mencapai Rp9,3 triliun dengan 22,8 miliar saham berpindah tangan dalam 1,2 juta transaksi.

Pasar masih mengambil sikap “wait and see” terkait kebijakan Presiden Prabowo, yang hingga kini belum sepenuhnya diterapkan. Kejelasan mengenai kebijakan kabinet masih ditunggu, sementara proses pembekalan bagi menteri dan wakil menteri berlangsung hingga Minggu (27/10/2024).

Dari 11 sektor yang dipantau Bursa Efek Indonesia (BEI), tujuh sektor tercatat di zona merah. Sektor infrastruktur mengalami penurunan paling tajam sebesar 2,34%, disusul oleh sektor kesehatan yang turun 1,95%, dan properti yang melemah 1,86%. Sebaliknya, sektor teknologi dan transportasi & logistik masih mampu mencatatkan kenaikan.

Sementara itu, rupiah tertekan oleh penguatan dolar AS, anjlok 1,13% sepanjang pekan lalu dan ditutup melemah 0,39% pada Jumat (25/10/2024), di level Rp15.635/US$. Penguatan dolar AS dipicu oleh ketidakpastian politik menjelang pemilu AS serta meningkatnya kekhawatiran global terkait situasi geopolitik di Timur Tengah. (*Mhu)

Baca juga:  OJK Kalteng Gelar Seminar Nasional Investasi Syariah di IAIN Palangka Raya
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi