Pertama di 2023, Beras dan Sayur Picu Deflasi di Palangka Raya

Palangka Raya, kantamedia.com – Tingkat inflasi bulan Juli 2023 di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Demikian pula jika dibandingkan dengan inflasi tahunan Juni 2023 dan inflasi tahunan bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Bahkan di Kota Palangka Raya, untuk pertama kalinya di tahun 2023, justru mengalami deflasi sebesar -0,01 persen pada Juli 2023, setelah 6 bulan terakhir selalu mengalami inflasi.

Hal itu terungkap pada rapat evaluasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terhadap hasil rilis BPS terkait inflasi daerah bulan Juli 2023, di ruang rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (2/8/2023).

“Kota Palangka Raya mengalami deflasi -0,01 persen pada Juli 2023 setelah 6 bulan terakhir selalu mengalami inflasi, dan tingkat inflasi bulanan Juli 2023 ini di Sampit setara dengan inflasi di bulan Juni 2023” papar Statistisi Ahli Madya BPS Kalteng, Akhmad Tantowi.

Baca juga:  Ketua DPRD Harap Semua Kepala Daerah Bersinergi Kendalikan Inflasi

“Andil komoditas utama terhadap inflasi di Kota Palangka Raya pada bulan Juli 2023 adalah daging ayam, udang basah, telur ayam ras, bawang putih, ikan lele, sedangkan andil deflasi pada komoditas kacang panjang, ikan nila, tomat, buncis dan beras,” tambahnya.

Sedangkan andil komoditas utama terhadap inflasi di Sampit pada bulan Juli 2023, adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), telur ayam ras, rokok kretek filter, sewa rumah dan ikan nila, sedangkan andil deflasi pada komoditas ketimun, tomat, kangkung, sawi hijau dan semangka.

Baca juga:  Telkom Indonesia Dorong Literasi AI untuk Tingkatkan Efisiensi Bisnis

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Tengah Taufik Saleh menjelaskan bahwa pada Juli 2023, inflasi gabungan Kalteng menurun dibanding Juni 2023 yang inflasinya sebesar 0,27% (mtm).

“Penyebab utama inflasi bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau serta pendidikan seiring dengan mulainya tahun ajaran baru,” kata Taufik.

Menurut dia, inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau menurun dibandingkan bulan sebelumnya seiring menurunnya harga beras di Palangka Raya, dan inflasi tertahan rendah turut didukung oleh deflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan Baran Baku Rumah Tangga (BBRT) seiring penurunan harga LPG 5,5 dan 12 kg.

Sedangkan penurunan harga, mayoritas ditunjukkan oleh komoditas pangan termasuk beras, daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit.

Baca juga:  Kala Fairid-Umi Menanam Padi

“Setelah konsisten menjadi komoditas penyumbang inflasi, beras akhirnya mengalami penurunan harga, sebagai dampak perubahan pola konsumsi masyarakat, dan harga angkutan udara turut menurun seiring penambahan frekuensi penerbangan,” sambung Taufik.

Faktor pendorong inflasi antara lain : potensi anomali cuaca akibat fenomena El Nino, kenaikan harga rokok (kenaikan cukai bertahap) 2023, kondisi cuaca yang lebih kering berpotensi menurunkan produksi tanaman, potensi realisasi panen yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, dan penyesuaian harga BBM non subsidi.

“Namun demikian, Tekanan inflasi di Kalteng untuk bulan Agustus 2023 diperkirakan tetap rendah,” pungkasnya. (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi