Kantamedia.com – Jabal Rahmah, sebuah bukit yang tak terlalu tinggi di antara padang gersang nan luas di Arafah, namun penuh makna spiritual mendalam. Bukit batu itu menjadi saksi bisu kisah cinta paling purba dalam sejarah umat manusia.
Di bukit yang memiliki arti “Bukit Rahmat” atau “Bukit Kasih Sayang” inilah, menurut keyakinan umat Islam, Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan kembali setelah berabad-abad terpisah sejak diturunkan dari surga.
Dalam riwayat yang diyakini, mereka tersesat di bumi yang luas, mencari satu sama lain hingga akhirnya bertemu di bukit yang kini dikenal sebagai simbol kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya.
Jabal Rahmah menjadi saksi tempat di mana keduanya memohon pengampunan dari Allah SWT dan dipertemukan kembali setelah mengalami pengasingan. Oleh karena itu, bukit ini memiliki makna simbolis sebagai lambang rekonsiliasi dan pengampunan.
Selain itu, Jabal Rahmah juga diyakini sebagai tempat turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW saat sedang melakukan wukuf.
Jabal Rahmah menjadi tempat terakhir turunnya ayat Al-Qur’an. Ketika kembali ke Madinah, Rasulullah saw menyampaikan turunnya Surat Al-Maidah ayat 3 yang mengabarkan bahwa Islam sudah sempurna.
Di Jabal Rahmah pula, Nabi Ibrahim diuji cintanya, untuk melaksanakan ketentuan Allah mengorbankan anak lelaki yang sangat lama dirindukan kelahirannya. Di bukit itu, ia yakin bahwa mimpi yang ia alami tiga kali berturut-turut tersebut benar-benar merupakan perintah Allah Swt.
Pengorbanan luar biasa inilah yang membuat leluhur para nabi ini mendapat gelar khalilullah atau kekasih Allah.
Sebagai tempat bersejarah dan sakral, Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat yang penting dalam perjalanan spiritual bagi umat Muslim yang setiap hari selalu dipadati oleh jemaah umrah maupun haji.
Secara fisik, Jabal Rahmah merupakan bukit batu sederhana. Berdiri kokoh di tengah padang pasir luas. Lokasinya berada sekitar 20 kilometer dari Mekah, di bagian timur laut Padang Arafah.
Bukit ini memiliki ketinggian sekitar 70 meter dan dapat didaki dengan relatif mudah oleh para peziarah.
Pegunungan Jabal Rahmah membentang dari pegunungan As-Sa’ad menuju pertengahan tanah wukuf di Arafah dengan ketinggian 339 meter di atas permukaan laut.
Meski demikian, bagi umat Islam, keberadaan Jabal Rahmah lebih dari sekadar bentuk fisiknya. Tempat ini menyimpan kisah abadi tentang pengampunan, kesabaran, dan cinta yang melampaui ruang dan waktu.
Kondisi alam di sekitar Jabal Rahmah sering kali terasa terik dan kering. Gurun yang mengelilinginya terbentang luas dengan suhu yang bisa mencapai 40 derajat Celsius atau lebih pada musim panas.
Namun, meski dihiasi pemandangan yang tampak tandus, ada kesan mendalam yang dirasakan oleh setiap peziarah yang berdiri di puncaknya.
Jabal Rahmah menggambarkan siklus hidup manusia, yang diwakili oleh para nabi agung. Dari pertemuan untuk memulai hidup baru, perjuangan untuk mempertahankan hidup, pencapaian kesempurnaan, hingga akhirnya pesan kematian. (*)