6. Singapura
Negara tetangga Indonesia, yakni Singapura, juga diterpa kasus resesi seks. Angka kelahiran di negara tersebut pada tahun 2021 hanya 1,12 yang jauh lebih rendah dari rata-rata dunia, yakni 2,3.
Diketahui, penyebab terjadinya ‘resesi seks’ di Singapura karena pemerintah mengizinkan para wanita untuk melakukan pembekuan telur. Padahal, awalnya izin ini hanya diberikan kepada wanita dengan kondisi medis tertentu seperti sedang melakukan kemoterapi.
7. Amerika Serikat
Perusahaan konsultan, Mckinsey melansir bahwa anggota rumah tangga di Amerika Serikat terus mengalami penurunan. Pada tahun 1960, rata-rata anggota rumah di Amerika Serikat masih sebanyak 3,33 orang. Angka tersebut menurun drastis pada tahun 2021 sebanyak 2,51 orang.
Jurnalis senior bernama Jake Novak juga sempat menyatakan, fenomena resesi seks ini terjadi pada kaum milenial di rentang usia 20 – 40 tahun. Menurut Jake, para kaum muda sekarang ingin menunda beberapa aspek kedewasaan.
8. Rusia
Rusia juga jadi salah satu negara yang mengalami resesi seks. Baru-baru ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan dekrit baru yang berisikan penghargaan kepada perempuan bernama “Mother Heroine”. Penghargaan tersebut akan diberikan kepada perempuan yang memiliki anak lebih dari 10.
Harapannya hal tersebut dapat meningkatkan tingkat kelahiran di Rusia yang menyusut hingga 86 ribu per bulannya. Kabarnya, perempuan yang mendapatkan penghargaan “Mother Heroine” akan diberikan hadiah sebesar 1 juta rubel atau yang setara dengan Rp180 juta.
9. Bulgaria
Bulgaria menjadi negara dengan penurunan populasi tertinggi dalam satu dekade terakhir, yaitu sebesar 7,97%. Pada tahun 2011, populasi Bulgaria mencapai 7,5 juta jiwa, sedangkan pada 2021 hanya tersisa 6,9 juta jiwa.
Penurunan ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang rendah dan migrasi keluar yang signifikan. Populasi Bulgaria diperkirakan akan menurun sebesar 22,5% dari 6,9 juta pada tahun 2021 menjadi 5,4 juta pada tahun 2050.