5 Pemilu Paling Curang dalam Sejarah Dunia

Kantamedia.com – Pemilu, sebagai ajang demokrasi untuk memilih pemimpin, seharusnya berjalan adil dan transparan. Namun, dalam sejarah panjang perpolitikan dunia, tak sedikit kasus pemilu yang diwarnai kecurangan.

Berikut ini adalah beberapa kisah pemilu paling curang di antaranya bahkan tercatat sebagai yang paling curang dalam sejarah dunia.

1. Pemilu Liberia 1927

Pemilu presiden Liberia tahun 1927 dikenal sebagai ‘pemilu paling curang dalam sejarah’ oleh Guinness World Records. Charles D. B. King, presiden yang sedang menjabat, berhadapan dengan oposisi dari partai oposisi yang dipimpin oleh Thomas J. Faulkner.

Dalam pemilu ini, hasil yang diumumkan menunjukkan bahwa King memenangkan lebih dari 234.000 suara, sementara jumlah total pemilih terdaftar hanya sekitar 15.000.

Kecurangan ini begitu besar sehingga tidak dapat disangkal. Meskipun hasilnya penuh dengan absurditas, King tetap berkuasa, menunjukkan betapa kecurangan bisa mengabaikan kehendak rakyat dengan cara yang paling mencolok.

Baca juga:  2022 Jadi Tahun Kelam Jurnalis, Ratusan Wartawan Dipenjara

2. Pemilu Brasil 1964

Pemilu di Brasil pada tahun 1964 menjadi titik awal dari salah satu periode paling kelam dalam sejarah negara tersebut. Presiden João Goulart, yang terpilih secara demokratis, menghadapi perlawanan dari militer dan elit konservatif Brasil yang tidak senang dengan kebijakan-kebijakan populisnya.

Pemilu ini berlangsung dalam suasana tegang, dengan berbagai laporan tentang kecurangan, termasuk manipulasi suara dan intimidasi terhadap pendukung Goulart. Namun, yang lebih menentukan adalah kudeta militer yang terjadi segera setelah pemilu.

Dengan dukungan dari Amerika Serikat, militer Brasil menggulingkan Goulart dan mengambil alih pemerintahan. Rezim militer yang kemudian berkuasa menjalankan pemerintahan otoriter hingga tahun 1985, mengekang kebebasan sipil dan menekan oposisi politik.

Baca juga:  Awal Mei Ini, Pengajuan Bacalon Anggota DPD RI dan DPRD Kalteng Dibuka

3. Pemilu Filipina 1986

Filipina menandai akhir dari rezim Ferdinand Marcos yang telah berkuasa selama bertahun-tahun. Marcos, yang terkenal dengan kekuasaannya yang otoriter, melakukan segala cara untuk tetap berkuasa.

Pada tahun 1986, Marcos kembali mencalonkan diri dalam pemilu, meskipun sudah banyak kritik dan oposisi terhadap pemerintahannya. Lawannya adalah Corazon Aquino, istri dari senator Benigno Aquino yang telah dibunuh oleh agen-agen Marcos.

Namun, kecurangan ini memicu Revolusi Kekuatan Rakyat, yang akhirnya memaksa Marcos turun dari jabatannya dan membuka jalan bagi Corazon Aquino menjadi presiden.

4. Pemilu Ukraina 2004

Pemilu presiden Ukraina tahun 2004 adalah salah satu pemilu paling penting dalam sejarah negara ini, tetapi juga salah satu yang paling curang. Viktor Yanukovych, kandidat yang didukung Rusia, dituduh melakukan kecurangan besar-besaran dalam pemilu ini.

Baca juga:  Napi Hukuman Mati Dinyatakan Tak Bersalah, Pejabat Polisi Jepang Membungkuk Minta Maaf

Dari pemalsuan suara hingga intimidasi pemilih, berbagai kecurangan terjadi. Rakyat yang marah turun ke jalan dan memaksa diadakannya pemilu ulang, yang akhirnya dimenangkan oleh Viktor Yushchenko, lawan Yanukovych.

5. Pemilu Zimbabwe 2000

Pemilu tahun 2000 di Zimbabwe menjadi salah satu yang paling kontroversial di dunia. Robert Mugabe, yang telah berkuasa selama beberapa dekade. Namun, pemilu ini diwarnai dengan intimidasi, kekerasan, dan kecurangan yang masif.

Pendukung oposisi diserang, rumah-rumah mereka dibakar, dan ancaman terhadap para pemilih merajalela. Banyak saksi melaporkan bahwa surat suara dimanipulasi atau hilang, dan hasil akhir pemilu tetap memenangkan Mugabe.

Kecurangan dalam pemilu adalah ancaman serius bagi demokrasi. Kisah-kisah di atas menunjukkan bagaimana pemilu yang curang bisa menghancurkan keadilan dan kepercayaan rakyat. (*/jnp)

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi