Kantamedia.com – Unjuk rasa besar-besaran masih melanda Israel. Hingga Selasa waktu setempat, bukan hanya ribuan warga, ratusan personil militer cadangan juga turut bergerak melawan pemerintah.
Ini terkait reformasi yudisial yang dibahas di parlemen pekan ini. Upaya yang menurut warga “melemahkan peradilan” itu diinisiasi pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Mengutip Reuters, Rabu (19/7/2023), ratusan perwira militer negara itu memutuskan untuk tidak bertugas. Beberapa personel militer cadangan juga tergabung di dalamnya.
“Ini adalah protes militer yang paling berdampak sejauh ini, pukulan kritis terhadap kesiapan angkatan udara,” kata pensiunan jenderal Israel, Asaf Agmon,
Reformasi yudisial di Israel sendiri terkait pengesahan RUU Peradilan menjadi UU. Aturan itu dimaksudkan untuk melarang hakim membubarkan atau memperdebatkan tindakan pemerintah dan menteri berdasarkan “kewajaran” mereka.
Koalisi PM Benjamin Netanyahu berharap RUU itu ditandatangani menjadi undang-undang pada akhir bulan. Namun, hal ini mendapatkan pertentangan yang luas di tubuh masyarakat.
Sementara itu, ribuan orang masih memenuhi kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv, mengutip AFP. Para pengunjuk rasa memblokir setidaknya setengah lusin jalan raya, menggelar demonstrasi di stasiun kereta api utama dan memasuki Bursa Efek Tel Aviv, seraya melemparkan uang kertas palsu sebagai simbol korupsi.
“Menghadapi pemerintah yang … terburu-buru membongkar demokrasi, hanya kita, warga negara, yang dapat menghentikan rangkaian kediktatoran,” kata koordinator aksi dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara gerakan protes, Josh Drill, mengatakan tekanan pada pemerintah akan berlanjut. Massa akan melakukan tindakan pembangkangan sipil meski tanpa kekerasan.
“Kami akan terus memprotes di jalan-jalan sampai perombakan yudisial dibatalkan sepenuhnya,” katanya.
Dilaporkan pula pemerintah Israel mengerahkan petugas polisi dengan menunggang kuda dan menggunakan meriam air untuk membubarkan beberapa pengunjuk rasa yang memblokir jalan pada malam hari. Setidaknya 45 orang ditangkap.
Sebelumnya ancaman resesi juga muncul karena protes ini. Israel diperkirakan akan ditinggalkan investor karena situasi dalam negeri yang tak kondusif.