Perempuan Pembakar Al-Qur’an di Swedia Sebut Semua Agama Harus Dimusnahkan

Kantamedia.com – Kitab suci umat Islam, Al-Qur’an kembali dibakar. Pelakunya adalah seorang wanita Swedia kelahiran Iran bernama Bayrami Marjan. Aksinya menjadi sorotan karena melakukan pembakaran kitab suci Al-Qur’an di Stockholm, Swedia, pekan lalu.

Marjan membakar Al-Qur’an sebagai bentuk protesnya terhadap ajaran agama-agama yang ada. Menurut dia, seluruh agama harus dimusnahkan, demikian dikutip dari Anadolu Agensi.

Insiden tersebut berlangsung di Pantai Angbybadet, di tepi Danau Malaren, demikian dikutip Middle East Monitor. Aksi Marjan juga terjadi di bawah pengawasan polisi Swedia.

Dalam aksinya, Marjan menggunakan topi merah bertuliskan Coca-cola, sepatu merah, dan setelan serba hitam. Ia terlihat mencoret-coret salinan kitab suci, merobek, kemudian membakarnya. Di sebelah kanan dia, tampak botol hitam dan kaki orang yang seperti mengenakan seragam.

Baca juga:  Sebut Joe Biden seperti Orang Palestina, Donald Trump: Israel adalah Satu-satunya

Sejauh ini tak banyak informasi soal Marjan. Beberapa media asing hanya mencantumkan bahwa perempuan itu berusia 47 tahun dan keturunan Iran itu.

Aksi ini menambah jumlah insiden pembakaran Al-Qur’an yang kerap berlangsung di Swedia.

Pada akhir Juni lalu, warga negara Iran yang tinggal di Swedia Salwan Momika membakar Al-Qur’an di depan Central Mosque, Stockholm. Ia merobek salinan kitab suci itu dan menutup dengan daging asap.

Kemudian pada Juli, Momika melancarkan kembali aksinya di depan Kedutaan Besar Irak di Swedia.

Baca juga:  Ini Sebabnya AS Selalu Mendukung Israel

Irak sampai-sampai mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia jika pembakaran Al-Qur’an terus berlangsung.

Serangkaian insiden itu juga membuat Swedia menjadi sorotan global. Komunitas internasional mendesak agar Stockholm mengambil langkah tegas terhadap pelaku pembakaran kitab suci umat Islam itu.

Pembakaran Al-Qur’an juga telah menyebabkan kemarahan sejumlah negara. Produk Swedia pun terancam di boikot.

Pada 26 Juli 2023, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengadopsi sebuah resolusi, yang dirancang oleh Maroko. Intinya mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap kitab suci sebagai “pelanggaran hukum internasional”.

Baca juga:  Jangan Sampai Salah, Tiga Waktu Ini Haram untuk Salat Dhuha

Belakangan, pemerintah Swedia mulai mempertimbangkan larangan pembakaran Al-Qur’an.

Rencana pertimbangan itu tercermin usai Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menggelar pertemuan pada 30 Juli.

Kedua pemimpin itu mencari solusi melawan undang-undang kebebasan berbicara yang mengizinkan pembakaran kitab suci terjadi berulang kali.

“Kami berbagi analisis yang sama: situasi sekarang berbahaya dan langkah yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan kita,” ujar Kristersson, seperti dikutip Financial Times.

Insiden pembakaran Al-Qur’an ini juga kian menyulitkan langkah Swedia yang ingin bergabung dengan aliansi militer, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi