Palangka Raya, Kantamedia.com – Memasuki awal bulan Ramadan 1446 Hijriyah, harga beberapa bahan pokok di Kota Palangka Raya, mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat dan pedagang karena berpotensi menurunkan daya beli serta mempengaruhi usaha kuliner yang bergantung pada bahan-bahan tertentu.
Salah satu bahan pokok yang mengalami lonjakan harga tertinggi adalah cabai rawit. Sebelum Ramadan, harga cabai berada di kisaran Rp 80.000 – Rp 85.000 per kg, namun kini telah melonjak menjadi Rp 110.000 – Rp 120.000 per kg.
Seorang pedagang di Pasar Besar Palangka Raya mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini sudah terjadi sejak beberapa hari sebelum Ramadan dan masih terus berlanjut.
“Kami jual cabai rawit sekarang Rp 120.000 per kg. Harganya masih tinggi sejak awal puasa, belum ada tanda-tanda turun,” ujarnya, Sabtu (1/3/2025).
Kenaikan harga cabai ini juga berdampak pada pelaku usaha makanan, seperti pedagang warung makan dan UMKM kuliner, yang harus menyesuaikan harga jual atau mengurangi penggunaan cabai dalam masakan.
Tak hanya cabai, harga beberapa komoditas lainnya juga mengalami kenaikan. Salah satunya adalah kentang, yang sebelumnya dijual Rp 20.000 per kg, kini naik menjadi Rp 22.000 per kg.
“Meski kenaikan kentang tidak sebesar cabai, tetap saja ini memberatkan bagi yang membeli dalam jumlah banyak, seperti pemilik warung makan,” ujar seorang pembeli di pasar.
Harga sayur-sayuran lain juga mengalami kenaikan meski dalam skala yang lebih kecil. Hal ini dikhawatirkan akan terus berlanjut seiring meningkatnya permintaan selama bulan puasa, terutama menjelang hari raya Idul Fitri.
Penyebab Kenaikan Harga di Awal Ramadan
Pedagang di Pasar Besar menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan harga bahan pokok tetap tinggi di awal Ramadan, di antaranya:
- Permintaan yang terus meningkat sejak awal bulan puasa, menyebabkan stok barang lebih cepat berkurang.
- Gangguan distribusi akibat cuaca buruk di beberapa daerah pemasok bahan pangan.
- Harga dari pemasok yang masih tinggi, sehingga pedagang terpaksa menaikkan harga jual di pasar.
Dengan kondisi ini, pedagang dan masyarakat berharap adanya intervensi dari pemerintah untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok. Beberapa usulan yang disampaikan antara lain:
- Operasi pasar murah untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih terjangkau.
- Pengawasan distribusi stok pangan, agar tidak ada spekulan yang memainkan harga di pasar.
- Kerjasama dengan pemasok dan petani lokal, untuk memastikan pasokan tetap lancar selama bulan Ramadhan.
Masyarakat pun diimbau untuk lebih cermat dalam berbelanja dan mengatur pengeluaran agar tetap bisa memenuhi kebutuhan selama bulan puasa tanpa terbebani oleh kenaikan harga bahan pokok. (daw)