Palangka Raya, Kantamedia.com – Meski banyak guru enggan mengajar di daerah pelosok karena berbagai keterbatasan, Hanna Elfrida Sitompul justru memilih mengabdikan dirinya di SMP Negeri 10 Palangka Raya, sebuah sekolah terpencil di Kelurahan Panjehang, Kecamatan Rakumpit, sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Palangka Raya. Akses menuju sekolah ini cukup menantang, dengan perjalanan darat selama 1,5 jam dan perjalanan sungai 40 menit. Namun, bagi Hanna, tantangan ini tidak menyurutkan kecintaannya pada dunia pendidikan.
Sejak bertugas pada tahun 2019 sebagai guru Bahasa Inggris, Hanna merasakan kedekatan yang erat dengan para siswa dan rekan-rekan sejawat. “Saya selalu berusaha meyakinkan mereka bahwa belajar Bahasa Inggris itu menyenangkan dan tidak sulit,” ujarnya. Kehadiran Hanna selalu dinantikan oleh siswa-siswinya, yang perlahan mulai mencintai pelajaran berkat pendekatan kreatif dan menyenangkan.
Walaupun fasilitas di pelosok sangat terbatas, termasuk sulitnya akses terhadap teknologi dan komunikasi, Hanna tidak pernah menyerah. Ia justru melihat peluang untuk berinovasi dengan mengembangkan konten edukasi berbasis video bersama para siswa. Dengan cara ini, Hanna berharap proses belajar menjadi lebih menarik dan bermakna, sekaligus mengenalkan teknologi dalam pendidikan.
Perjalanan Hanna semakin berarti setelah ia lolos tes CPNS pada tahun 2019 dan bertugas di daerah terpencil. Meski kondisi geografis kerap menyulitkan, terutama saat musim kemarau ketika sungai dangkal, Hanna tetap menjalankan tugasnya dengan penuh semangat. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk kemajuan desanya. Ia berharap anak-anak yang ia didik kelak mampu menguasai teknologi dan membawa perubahan positif bagi masa depan desa mereka.
Cinta Hanna terhadap profesinya terus tumbuh, didorong oleh senyum dan semangat para siswanya. Misinya jelas: memastikan generasi muda di pelosok tidak tertinggal oleh kemajuan zaman dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. (mhu)