Kantamedia.com, Palangka Raya – Pemprov Kalteng bersama Pemkab Barito Selatan (Barsel) diminta bersinergi untuk menangani dan menggencarkan sosialisasi pencegahan stunting di Kabupaten Barsel. Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kalteng Ina Prayawati.
Menurut dia, saat melakukan reses perseorangan di (Dapil) IV meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, ia ada mendapatkan informasi bahwa kasus stunting di Kabupaten Barsel cukup tinggi, sehingga memerlukan perhatian dari pemerintah.
“Saat melaksanakan reses perseorangan ke Kabupaten Barsel, saya menerima informasi dari masyarakat bahwa angka kasus stunting di sana cukup tinggi. Sehingga hal tersebut perlu mendapat perhatian dari pemerintah melalui dinas/instansi terkait,” ucapnya, Jumat (3/3/2023).
Politikus dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga mengatakan, terdapat sejumlah aspek yang memprakarsai tingginya kasus stunting di Kabupaten Barsel. Di antaranya yakni maraknya angka pernikahan dini, minimnya kehadiran bayi dan balita di pos pelayanan terpadu (Posyandu), kurangnya pemahaman akan pentingnya asupan gizi bagi anak dan ibu hamil.
“Faktor-faktor inilah yang harus kita dipahami dan cegah, guna menekan kasus stunting. Oleh karena itu, saya berharap pemerintah bisa menggencarkan kembali sosialisasi terkait pencegahan stunting khususnya bagi masyarakat pelosok,” ujarnya.
Kendati demikian, anggota Komisi II DPRD Kalteng yang membidangi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) ini mengapresiasi upaya Pemkab Barsel dalam menekan angka pernikahan dini, sebagai salah satu faktor penyebab stunting dengan cara melaksanakan penandatanganan kerja sama atau MoU bersama sejumlah dinas/instansi.
“Pemkab Barsel sudah melakukan MoU dengan sekolah-sekolah, Kementerian Agama (Kemenag), Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri, serta sejumlah Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang beroperasi di wilayah setempat, guna menekan angka pernikahan dini dan pencegahan Stunting. Langkah ini tentunya harus kita apresiasi,” pungkasnya. (hms/*)