8 Kelompok Ini Lebih Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2

Kantamedia.com – Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika kadar glukosa darah (gula darah) meningkat secara signifikan.

Glukosa darah adalah sumber utama energi bagi tubuh dan biasanya berasal dari makanan yang kita konsumsi.

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya, glukosa berlebihan tetap beredar dalam darah, sementara sel-sel tubuh kekurangan pasokan energi.

Namun, siapa yang berisiko terkena diabetes tipe 2? Berikut ini penjelasannya, dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), Kamis (6/6/2024).

1. Orang berusia 45 tahun ke atas

Risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah mencapai usia 45 tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Seiring dengan penuaan, tubuh mengalami penurunan sensitivitas terhadap insulin.

Selain itu, seiring bertambahnya usia, orang cenderung mengalami penumpukan lemak di sekitar perut.

Lemak perut ini dikenal sebagai lemak visceral yang dapat mengganggu kerja insulin, memperburuk resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes.

Baca juga:  Cara Aman dan Praktis Memutihkan Wajah dengan Jeruk Nipis

Aktivitas fisik juga cenderung menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat memperburuk resistensi insulin dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

2. Riwayat keluarga

Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Risiko tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Gen-gen tertentu yang dapat diwariskan dari orang tua ke anak dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Mutasi pada gen tertentu juga bisa berperan.

Selain faktor genetik, gaya hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang olahraga, dan obesitas, juga berkontribusi pada peningkatan risiko. Meski begitu, penting untuk diingat memiliki gen risiko tidak menjamin seseorang akan terkena diabetes.

Namun, gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko secara signifikan, bahkan pada individu tanpa riwayat keluarga diabetes. Wanita dengan riwayat diabetes gestasional (diabetes yang muncul selama kehamilan) juga memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa depan.

3. Orang dengan obesitas

Obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2 melalui beberapa mekanisme. Salah satunya adalah resistensi insulin yang meningkat pada orang yang obesitas. Selain itu, obesitas menyebabkan peradangan kronis yang dapat memengaruhi produksi insulin.

Baca juga:  Waspada, Bayi yang Lahir dengan Kondisi Ini Rentan Terkena Diabetes

Penumpukan lemak visceral yang terdapat di sekitar organ-organ vital juga dapat mengganggu kerja insulin. Risiko diabetes tipe 2 pada orang dengan obesitas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Risiko ini meningkat seiring dengan tingkat keparahan obesitas.

4. Orang dengan latar belakang etnis tertentu

Orang dengan latar belakang etnis seperti Asia Selatan dan keturunan Afrika-Karibia atau Afrika Hitam memiliki risiko lebih tinggi untuk diabetes tipe 2 dibandingkan dengan populasi Kaukasia.

Faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan kecenderungan terhadap obesitas, secara signifikan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, bahkan tanpa adanya riwayat keluarga diabetes. Diskriminasi rasial dan stres kronis yang ditimbulkannya juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

5. Penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) sering mengalami resistensi insulin. Pada kondisi ini, tubuh mereka menghasilkan insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya dengan efektif, yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan diabetes tipe 2.

Baca juga:  Band Sukatani Tolak Jadi Duta Polisi, Akui Sudah Diintimidasi Sejak Juli 2024

6. Penderita kolesterol tinggi

Kenaikan kadar kolesterol juga dapat berkontribusi pada risiko diabetes tipe 2. Kolesterol yang tinggi dapat mengurangi toleransi tubuh terhadap glukosa, dan rasio antara kolesterol total (TC) dan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL-C) yang tinggi dapat menjadi prediktor untuk diabetes tipe 2.

7. Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional

Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan. Diabetes gestasional adalah kondisi seorang wanita yang tidak memiliki diabetes sebelumnya mengalami kadar glukosa darah tinggi selama kehamilan.

Kondisi ini bisa menjadi indikator wanita tersebut memiliki kecenderungan untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan.

8. Ibu dan bayi

Wanita yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kilogram memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2 di masa depan.

Berat lahir bayi yang besar dapat menjadi tanda sang ibu mengalami resistensi insulin selama kehamilan, yang dapat meningkatkan risiko ibu untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari. (*)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi