Ciri-Ciri Anak ADHP pada Usia di Bawah 5 Tahun

Kantamedia.com – Anak-anak dengan ADHD sering kali menghadapi kesulitan dalam berkonsentrasi, menunjukkan perilaku impulsif, dan memiliki energi yang melimpah. Sayangnya, ciri-ciri atau gejala ADHD ini bisa sangat bervariasi dan tidak selalu terlihat jelas, sehingga banyak orang tua baru menyadari adanya masalah ketika anak mereka memasuki usia sekolah.

ADHD atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas, adalah kondisi yang kerap kali tidak disadari oleh banyak orang tua, meskipun cukup umum terjadi pada anak-anak.

Dampak dari ADHD tidak bisa dianggap sepele. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan anak secara signifikan, baik dalam aspek akademik maupun sosial. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur tugas, mendengarkan instruksi, bahkan menjaga hubungan yang harmonis dengan teman-teman sebaya mereka.

Jika tidak ditangani dengan baik dan sejak dini, masalah ini bisa berlanjut hingga mereka dewasa, berpotensi memengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan.

ADHD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dengan terapi yang tepat, anak dapat belajar mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Penting untuk diingat, ADHD bukan hanya sekadar tentang anak yang aktif atau sulit untuk diam. Ini adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan anak dalam mengontrol impuls dan mempertahankan perhatian. Oleh karena itu, bagi para orang tua, mengenali ciri-ciri ADHD pada anak sejak awal sangatlah penting.

1. Mudah Teralihkan dan Sulit Fokus

Anak-anak di bawah lima tahun yang mengalami ADHD sering kali menunjukkan tanda-tanda yang mencolok, seperti kesulitan untuk fokus pada satu aktivitas dalam waktu lama. Saat bermain atau makan, mereka bisa tiba-tiba teralih perhatian hanya karena suara atau gerakan di sekitar.

Baca juga:  Cara Mudah dan Cepat Menghapus Tag di Getcontact

Meskipun tampak mendengarkan saat diajak bicara, mereka sering kali kesulitan mengingat instruksi yang diberikan, bukan karena sengaja membangkang, melainkan karena tantangan dalam mempertahankan perhatian.

Selain itu, mereka juga lebih sering melamun, terlihat tidak fokus, dan sering kehilangan barang-barang atau lupa pada tugas-tugas sederhana dari orang tua atau guru.

2. Hiperaktif dan Tak Bisa Diam

Anak-anak dengan ADHD sering kali memancarkan energi yang seolah tak terbatas, selalu bergerak meskipun berada dalam situasi yang mengharuskan mereka untuk tenang, seperti saat makan atau mendengarkan cerita.

Kebiasaan mereka yang tak henti-hentinya berlari, memanjat, dan menggerakkan tubuh menjadikan mereka sulit untuk duduk diam dalam waktu lama.

Keinginan untuk bergerak ini sering kali mengganggu aktivitas orang lain, ditambah dengan impulsif yang membuat mereka kesulitan mengikuti aturan sosial di sekolah atau tempat umum, seperti duduk rapi di kelas atau menunggu giliran saat bermain. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan pengasuh dalam mengelola perilaku mereka yang selalu aktif.

3. Sering Bertindak Impulsif

Impulsivitas adalah salah satu ciri khas yang mencolok pada anak-anak dengan ADHD, yang sering kali bertindak tanpa berpikir panjang. Mereka memiliki kesulitan dalam menunggu giliran dan tak jarang menyela percakapan orang lain tanpa menyadari ketidaksopanan yang mereka lakukan.

Baca juga:  4 Ciri Perilaku Body Shaming yang Patut Dihindari

Bayangkan saat bermain dengan teman-teman, tiba-tiba mereka mengambil mainan tanpa permisi atau mengganggu permainan yang sedang berlangsung. Kesulitan mereka dalam memahami konsekuensi dari tindakan membuat mereka rentan melakukan hal-hal berbahaya tanpa menyadari risiko yang mengintai.

Dengan kontrol impuls yang rendah, anak-anak ini berisiko mengalami kecelakaan atau cedera akibat tindakan spontan mereka. Oleh karena itu, peran pengawasan ekstra dari orang tua menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan mereka.

4. Kesulitan Mengatur Tugas dan Rutinitas

Anak-anak dengan ADHD sering kali terjebak dalam labirin tugas yang tak kunjung selesai. Mereka memulai dengan semangat membara, seperti saat diminta membereskan mainan atau menyelesaikan PR, namun tak lama kemudian, semangat itu sirna dan perhatian mereka melayang ke aktivitas lain yang lebih menggoda.

Dalam keseharian, mereka bagaikan kupu-kupu yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, kesulitan untuk tetap fokus dan menyelesaikan apa yang telah dimulai.

Selain itu, konsep waktu bagi mereka ibarat misteri yang sulit dipecahkan; mengikuti jadwal makan, tidur, atau bermain menjadi tantangan tersendiri, karena mereka lebih cenderung mengikuti dorongan hati yang spontan.

5. Sering Lupa dan Kurang Menyadari Bahaya

Pelupa adalah salah satu ciri khas ADHD yang sering kali diabaikan oleh orang tua, padahal dampaknya bisa sangat signifikan. Anak-anak dengan ADHD sering kali kehilangan jejak benda-benda mereka, mulai dari mainan kesayangan hingga alat tulis, dan tak jarang mereka melupakan tugas yang baru saja diberikan oleh guru atau orang tua.

Baca juga:  Aktris Senior Nani Wijaya Meninggal Dunia

Lebih dari itu, mereka sering kali tak menyadari bahaya di sekitar, seperti berlari ke jalan tanpa melihat kendaraan yang melintas atau memanjat tempat tinggi tanpa memikirkan risiko jatuh.

Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kecelakaan, dan kurangnya kemampuan dalam menilai risiko menjadi salah satu alasan utama mengapa anak-anak dengan ADHD lebih sering mengalami cedera dibandingkan teman-teman sebayanya.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih waspada dan memberikan pengawasan ekstra demi keselamatan si buah hati.

Cara membedakan ADHD dengan sifat anak yang aktif

ADHD bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan, meskipun lebih sering terdeteksi pada anak laki-laki karena mereka lebih cenderung menunjukkan gejala hiperaktif.

Anak yang aktif masih bisa fokus pada satu tugas dan mendengarkan instruksi. Sementara anak dengan ADHD memiliki kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan sering kali impulsif.

Anak aktif bisa mengontrol emosi, sedangkan anak hiperaktif mungkin impulsif. Anak aktif pun biasanya akan beristirahat saat lelah, sedangkan anak hiperaktif mungkin tidak mengenal rasa lelah.

Untuk memastikan apakah anak Anda memiliki ADHD, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog atau konselor. Dokter juga bisa melakukan diagnosis ADHD melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan tes kuesioner. (*/han)

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi