Kantamedia.com – Mantan vokalis Soegi Bornean Fanny Soegiarto atau Fanny Soegi mengungkap fakta bahwa dirinya adalah anak adopsi dalam keluarganya. Penyanyi yang populer dengan lagu “Asmalibrasi” itu bahkan baru mengetahui fakta tersebut setelah 19 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2018.
“Sebenarnya saya bukan Chinese, saya itu anak ambil (adopsi),” ucap Fanny sambil tersenyum, dikutip dari YouTube Authenticity IDvia Kompas.
“Dulu di tahun 1999, kelahiran saya, ada dua bayi ditinggalkan (di rumah sakit), saya termasuk yang di sana,” jelasnya.
Masa kecil Fanny sebenarnya baik-baik saja, orangtuanya lebih dari kata berkecukupan. Saat kecil Fanny bahkan memiliki sopir dan suster pribadi. Dia juga sempat menikmati memiliki uang saku Rp 100.000 per hari saat masih Sekolah Dasar.
Semuanya berubah ketika ayahnya meninggal di tahun 2013 dan meninggalkan utang miliaran hingga membuat ibunya bekerja untuk membayar semua utang-utang tersebut.
“Ibu saya jadi sosok mandiri banget, dan harus menuntut saya jadi anak mandiri,” ujar Fanny.
Fanny Soegi yang masih duduk di bangku SMP sempat marah karena merasa tak mendapat perhatian.
“Berapa kali saya ambil rapor saya ambil sendiri, karena ibu saya kerja dan saya sempat benci sama ibu saya karena itu,” kata Fanny.
Sikap kakak laki-laki Fanny juga berubah yang membuat Fanny penasaran dan bertanya penyebabnya pada sang ibu.
“Kakak saya tiba-tiba berubah jadi seseorang beda banget, gampang marah, dari sana saya tanya ‘kok Koko jadi kayak gitu sih?'” ucap Fanny.
“Akhirnya mama memberanikan diri untuk cerita itu ke saya,” lanjutnya.
Mendengar bahwa dia dan kakaknya ternyata anak adopsi dan ibunya berjuang sendiri untuk membesarkan mereka, membuat Fanny merasa bersalah karena telah bersikap keras pada ibunya.
“Waktu itu kakak saya mungkin lagi salah jalan, marahnya enggak terbendung, saya sebetulnya marah,” tutur Fanny.
“Cuma ya gimanapun ibu saya bilang ‘melahirkan, mengandung itu susah, tapi yang susah itu membesarkan.’ Dari sana saya enggak akan bisa marah, saya harusnya terima kasih sama ibu saya,” imbuhnya.
Di tahun 2018 itu Fanny memutuskan berhenti kuliah dan mulai bekerja. Dirinya yang tak tahu cara membuat kopi akhirnya belajar dari teman dan sempat bekerja sebagai seorang barista.
Meskipun berusaha kuat dengan kehidupan yang dijalaninya, Fanny mengaku sampai saat ini masih ada momen-momen di mana dirinya bisa tiba-tiba teringat semua dan menangis.
“Sampai sekarang pun saya masih berusaha, kadang tuh masih kumat-kumatan,” ucap Fanny.
“Bosen sedikit di rumah, keinget, langsung nangis, bener-bener yang sakit banget, sampai sekarang masih,” tuturnya. (*)