Kantamedia.com – Banyak kalangan yang belum memahami perbedaan stres dan depresi. Beberapa gejala dan efek stres dan depresi memang tampak serupa, namun keduanya berbeda. Sejatinya ada perbedaan besar antara stres dan depresi yang perlu Anda diketahui.
Stres biasanya dianggap merupakan hal yang umum dan serius, stres sering kali dianggap remeh atau diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mengutip Mental Health Foundation via Tempo, Selasa (19/3/2024), pada dasarnya, stres adalah respon tubuh kita terhadap tekanan situasi dan peristiwa dalam hidup kita.
Stres umum dirasakan setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak. Saat mengalami stres, tubuh akan menjadi waspada terhadap tantangan atau bahaya yang mengancam. Tentu saja, setiap orang mengalami stres karena alasan yang berbeda-beda, tergantung pada keadaan sosial dan ekonomi, lingkungan, dan susunan genetik mereka.
Dilansir dari American Psychiatric Association (APA), depresi adalah kondisi medis umum dan serius yang berdampak negatif pada cara Anda merasa, berpikir, dan berperilaku. Untungnya, kondisi ini juga dapat diobati. Depresi menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal di tempat kerja dan di rumah.
Namun, efek stres kronis atau jangka panjang bisa berbahaya, tetapi dapat juga menyebabkan depresi, yaitu gangguan suasana hati yang menyebabkan merasa tertekan dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati. Depresi dapat memengaruhi nafsu makan, kebiasaan tidur, dan konsentrasi seseorang.
Stres yang berlebihan atau stres kronis dapat menyebabkan depresi pada kelompok rentan. Bagi sebagian orang, peristiwa seperti menikah atau memulai pekerjaan baru dapat memicu stres hingga berujung pada depresi. Namun, sekitar 10 persen dari mereka yang terkena dampak menderita depresi meskipun tidak dipicu oleh peristiwa yang membuat stres. Penyebab depresi selain stres bisa jadi karena faktor genetik atau masalah kimiawi pada otak.
Menurut Mental Health America, stres dan depresi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik pada seseorang, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Gejala depresi cenderung lebih intens dan berlangsung lebih dari dua minggu. Depresi dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, antara lain seperti perasaan sedih yang luar biasa, putus asa, lelah, dan tidak berdaya.
Stres merupakan respon tubuh terhadap perubahan lingkungannya, baik berupa respon fisik, mental, maupun emosional. Respons ini, yang disebut “fight or flight”, menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, ketegangan otot, dan peningkatan tekanan darah.
Sedangkan seseorang yang depresi umumnya menunjukkan ciri-ciri psikologi dan fisik tertentu. Ciri psikologis orang yang depresi adalah rasa cemas dan khawatir yang berlebihan, emosi yang tidak stabil, serta rasa putus asa atau frustrasi.
Sementara itu, ciri-ciri fisik pada seseorang yang depresi adalah selalu merasa lelah dan tak bertenaga, pusing dan nyeri tanpa penyebab yang jelas, serta menurunnya selera makan.