Kantamedia.com – Berkaca dari kasus artis Taiwan Barbie Hsu yang meninggal karena pneumonia yang diawali dengan flu, mengingatkan kita semua bahwa penyakit yang dibawa virus tersebut tidak bisa dianggap remeh. Jika tidak ditangani dengan tepat, bukan tidak mungkin bisa berdampak fatal.
Flu atau influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang memiliki banyak jenis. Bisa virus Influenza A, Influenza B dan lainnya. Umumnya, pada orang dengan daya tahan tubuh yang baik flu bisa sembuh dengan sendiri.
“Influenza ini kan karena virus, secara umum ringan-ringan saja dan sembuh sendiri karena sistem kekebalan tubuh akan membuat perlawanan,” kata dokter spesialis paru konsultan Profesor Erlina Burhan, dilansir dari Liputan6 dikutip pada Rabu (5/2/2025).
Pada orang dengan daya tahan tubuh yang baik maka imunitas tubuh bisa mengalahkan virus. Sehingga dalam 3-5 hari biasanya gejala flu seperti batuk, hidung meler atau tersumbat, demam, lelah dan lemah, sakit tenggorokan, otot sakit akan berkurang.
“Kadang-kadang perlu dibantu obat untuk mengurangi gejala seperti parasetamol untuk demam. Lalu, jangan lupa makan banyak, minum banyak, dan istirahat,” tutur Erlina.
Setelah konsumsi parasetamol, istirahat, minum dan makan makanan bergizi biasanya memang kondisi lebih baik. “Namun, jika itu sudah dilakukan dan dalam tiga hari tidak membaik harus segera cari pertolongan ke doktar atau rumah sakit,” tekan Erlina.
“Apalagi jika gejalanya bukannya berkurang malah bertambah, dimana demam enggak hilang, masih lemas dalam tiga hari itu harus ke dokter,” tuturnya.
Influenza Bisa Menjadi Pneumonia
Menurut Erlina, pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada paru. Salah satu penyebab pneumonia memang virus selain bisa juga karena bakteri dan jamur.
“Pneumonia merupakan salah satu komplikasi akibat virus termasuk virus influenza,” kata Erlina.
Secara umum ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan influenza yang seharusnya ringan bisa menjadi pneumonia.
1. Kondisi Tubuh Lemah
“Ketika kondisi tubuh lemah, imunitas tubuh tidak baik, sehingga tidak bisa melawan virus yang masuk,” kata Erlina.
Maka dari itu, pada orang dengan komorbid atau penyakit penyerta dan orang lanjut usia memang bisa berbahaya bila terpapar virus.
2. Paparan Virus Lama dan Banyak
“Bisa juga karena paparan infeksi cukup lama dan virus banyak, sehingga membuat proses peradangan pada paru begitu luas, ada kerusakan cukup luas pada jaringan paru,” katanya.
Kondisi ini membuat proses bernapas menjadi terganggu, alhasil oksigen tidak bisa masuk ke dalam tubuh.
“Jadi sesak napas dan kekurangan oksigen. Padahal oksigen itu kan menghidupkan organ-organ, kalau organ rusak ya enggak berfungsi. Lalu, meninggal,” papar Erlina.
Belajar dari kejadian yang dialami Barbie Hsu, Erlina mengingatkan pentingnya pencegahan salah satunya pakai masker.
“Misalnya saat berjalan-jalan, naik pesawat atau kendaraan umum lainnya pakai masker, kan saat ini banyak kan yang batuk dan pilek apalagi di musim hujan di sana musim dingin,” sarannya.
Lalu, aspek lain yang bisa dilakukan adalah vaksinasi influenza. Disarankan vaksinasi ini dilakukan tiap tahun mengingat mutasi virus influenza begitu cepat.
Dokter Spesialis Paru, Sri Dhuny Atas Asri, menjelaskan, ada beberapa tanda flu yang harus diwaspadai karena berisiko berkembang menjadi pneumonia. Berikut adalah 4 tanda bahaya yang perlu dikenali:
- Demam tinggi yang tidak turun-turun dalam beberapa hari.
- Sesak napas yang semakin memberat.
- Nyeri dada yang semakin memberat.
- Penurunan kesadaran atau kebingungan.
Pneumonia akibat influenza bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan, antara lain:
- Usia: Orang yang berusia di atas 65 tahun atau di bawah 5 tahun lebih rentan terhadap pneumonia.
- Kondisi medis atau penyakit penyerta: Mereka yang memiliki penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru lebih rentan terhadap pneumonia.
- Sistem imun yang lemah: Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien kemoterapi, lebih rentan.
- Merokok: Kebiasaan merokok juga meningkatkan kemungkinan terjadinya pneumonia.
(*)