El Nino Berpotensi Perparah Kemiskinan, 3,46 Juta Keluarga Bisa Terdampak

Kantamedia.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkap El Nino bisa memperparah kemiskinan dan menurunkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. Hal itu bisa berdampak pada 3,46 juta keluarga di 3.281 desa Indonesia.

“Potensi bencana ini kalau tidak kita kelola dengan baik akan mengakibatkan risiko bencana yang besar,” ujar Muhadjir dikutip Senin (16/10/2023), dilansir iNews.

Selain itu, sebut Muhadjir, sebanyak 8,84 persen keluarga dari jumlah tersebut tergolong keluarga miskin ekstrem.

Oleh karena itu, Muhadjir minta agar fenomena El Nino yang saat ini melanda banyak negara perlu terus dicermati bersama agar dampaknya tidak meluas ke berbagai sektor yang sedang mengalami tren pertumbuhan baik di Indonesia.

Diketahui, El Nino berpotensi memicu bencana kekeringan yang parah, karhutla, dan kelaparan serta memiliki efek domino pada kesejahteraan masyarakat. Bahkan, diprediksi wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami kekeringan mencakup wilayah Indonesia di bagian timur yakni Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua serta sebagian Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga:  Waspada! 5 Kecamatan di Pulang Pisau Ini Rawan Cuaca Ekstrem

Berdasarkan hasil koordinasi yang selama ini telah dilakukan, Muhadjir yakin jajaran BNPB akan dapat mengantisipasi dampak yang terjadi akibat bencana tersebut. Terlebih kolaborasi telah dengan berbagai pihak dan modernisasi penggunaan teknologi canggih yang dimiliki akan dapat turut membantu melaksanakan proses mitigasi dengan baik.

Selain itu, Muhadjir mengatakan pemerintah juga telah berupaya merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi pengendalian risiko. Pengendalian risiko itu diwujudkan dengan memaksimalkan kapasitas, mengurangi kerentanan serta mengeliminasi bahaya. Keberhasilan semua upaya ini mencerminkan efektivitas program pengurangan risiko bencana yang sedang lakukan.

Baca juga:  BPBD Palangka Raya Susun Kajian Risiko Bencana

“Upaya eksploitasi alam harus dilakukan secara bijak dan mengedepankan keberlangsungan alam itu sendiri dan masyarakat sekitarnya. Jangan sampai ketika sudah mendapatkan keuntungan besar, lalu meninggalkan bencana,” tutur Muhadjir.

El Nino Berakhir 2024

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino berakhir pada Februari hingga Maret 2024 mendatang. Saat ini kekeringan masih berlangsung.

“Fenomena El Nino saat ini masih berlangsung dan diperkirakan akan meluruh (berakhir) itu di awal 2024, sekitar bulan Februari hingga Maret 2024,” ungkap Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).

Meski begitu, kata Fachri, bahwa dampak El Nino akan mulai berkurang seiring dengan turunnya hujan memasuki bulan Oktober ataupun November 2023.

Baca juga:  Inilah 5 Daerah di Kalteng dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak

“Kalau kita bicara dampaknya, kan dampak dari El Nino adalah kekeringan ya berkurangnya curah hujan, namun dampaknya itu sudah mulai berkurang seiring dengan kita mulai memasuki musim penghujan di Oktober, November ini,” katanya.

Lebih lanjut, Fachri mengatakan bahwa BMKG telah membagi zona musim di Indonesia sebanyak 699. Dia pun memastikan dari total zona musim tersebut, awal musimnya akan berbeda-beda.

“Contoh saat ini ya, di Dasarian satu Oktober ini, daerah di sekitar Aceh, Sumatera bagian utara, sudah mulai memasuki musim hujan. Sementara untuk Jawa, Bali, NTB, NTT kita perkirakan baru akan memasuki musim hujan di November awal hingga November akhir nanti. Jadi beda-beda setiap daerah,” pungkasnya. (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi