Presiden Jokowi Minta Menkes Siapkan Karantina Khusus Pasien TBC

Sanatorium untuk Pasien TBC di Zaman Orde Baru

Erlina juga mengungkapkan di cuitannya bahwa dahulu kala sebelum revolusi industri, ada tempat karantina untuk pasien TBC bernama sanatorium.

“Mereka akan dijemur ramai-ramai tiap pagi, diminta minum susu, konsumsi makanan bergizi, lalu diistirahatkan. Hanya itu yang bisa dilakukan (saat itu),” kata Erlina.

Setelah itu, pengobatan tuberkulosis terus berkembang termasuk penemuan obat. Setelah obat TB ditemukan ada harapan di saat itu bisa menyembuhkan penyakit ini dengan cepat.

Baca juga:  Waktu Olahraga Terbaik untuk Membakar Lemak

Dalam perkembangannya ada empat fase obat TB. Berikut penjelasan Erlina:

– Fase obat TB pertama yaitu Sterptomycin, yang memakan waktu dua tahun untuk memulihkan pasien.

– Fase obat TB Kedua dengan kombinasi obat pertama dan kedua, masa pengobatan menjadi 1,5 tahun.

– Fase obat ketiga yang berhasil memperpendek lagi masa pengobatan menjadi 1 tahun.

– Fase obat keempat yang membuat masa pengobatan sekitar enam bulan.

“Nah, begitu ditemukan empat macam obat, yaitu Rifampicin, Isonaizid atau INH, Ethambutol, dan Pyrazinamide maka pengobatan TBC makin efektif, menjadi 6 bulan,” kata Erlina.

Baca juga:  Beberapa Kado Ekonomi Menyambut Kepemimpinan Prabowo-Gibran

Pasien pengidap TBC tidak boleh berhenti minum obat hingga selesai enam bula walaupun sudah merasa sehat. Jika berhenti malah membuat kuman justru bermutasi.

“Jika obat tidak cukup waktunya atau dosisnya tidak benar, akan membuat kumannya lemah saja. Seiring berjalannya waktu kuman justru bermutasi jadi lebih kuat dan resistan terhadap obat yang lama. Ini bahaya,” tegas Erlina. (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi