Kantamedia.com – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyatakan dukungan dan mendorong dibuatnya regulasi hak cipta jurnalistik atau publisher rights. Hal itu demi terciptanya sistem media yang seimbang dan setara.
“Saya merasa ini (publisher rights) sesuatu yang harus diperjuangkan. Tidak saja hanya selamat dari sakaratul maut, tapi supaya bisa, istilah saya, mencapai hayatan thoyyiban, kehidupan yang baik. Yaitu membangun ekosistemnya,” ujar Ma’ruf Amin dalam acara silaturahmi dengan perwakilan Forum Pemimpin Redaksi (Pemred), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (29/12/2022).
Menurut Wapres, keberadaan platform global dan kemunculan media online atau siber yang saat ini mendominasi arus informasi publik. Namun, keberadaan keduanya hingga saat ini belum diatur oleh pemerintah.
Karena itu, Pemerintah akan menindaklanjuti rumusan Perpres terkait publisher rights. Ia pun meminta informasi lebih lanjut mengenai negara lain yang telah menerapkan kebijakan tentang publisher rights ini.
“Saya minta benchmark dari suatu negara yang pernah mewujudkan ini (publisher rights). Sehingga kita bisa lihat modelnya. Kalau bisa kita lebih baik daripada itu,” ujarnya.
Ia menyatakan pemerintah akan mencoba hadir untuk membangun ekosistem yang mendukung media.
“Kami ingin coba memfasilitasi supaya ada dibangun ekosistem yang tidak mematikan salah satu pihak atau membangun, istilah tadi saya dengar perlu adanya keseimbangan baru sehingga media kita, media dalam negeri kita dapat terlindungi melalui berbagai aturan,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
“Saya akan mencoba memfasilitasi dan mengkomunikasikan agar pemerintah supaya bisa hadir agar menjembatani situasi yang tidak baik-baik saja itu,” pungkas wapres.
Sementara itu, Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad menuturkan, terdapat ketidakadilan dalam proses pendapatan di platform media online. Mengingat pembagian iklan didasarkan pada capaian trafik, seperti jumlah pengunjung dan berapa lama pengunjung berada pada suatu platform.
“Akhirnya media berlomba-lomba untuk membuat berita yang bisa diklik, mendapatkan view. Dan itu pasti berita akhirnya yang bombastis, berita yang remeh temeh, belum tentu ada manfaat besar buat negara,” imbuhnya.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut menyinggung ekosistem yang saat ini tidak sehat di mana media siber terpaksa mendahulukan clickbait daripada kualitas.
“Kalau keluhan kita sekarang kualitas itu membruk, banyak clickbait-nya, saya kira kita dari industri pers saya akuilah memang begitu adanya,” kata dia.
Untuk itu, Wens juga mendorong agar negara hadir untuk mengatur platform. “Tapi mungkin negara harus menyelam lebih dalam ke ekosistemnya. Untuk melihat sebetulnya apa yang terjadi di sana, nah regulasi ini sebetulnya,” kata Wens. (*/jnp)