4 Perusahaan Dilaporkan ke Polda Kalteng Terkait Karhutla di 3.650 Hektare Lahan

Kantamedia.com – Koalisi Menolak Asap (KoMA) melaporkan kasus dugaan tindak pidana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dilakukan empat perusahaan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ke Polda setempat, Jumat (13/10/2023).

Empat perusahaan yang dilaporkan itu adalah PT Industrial Forest Plantation (IFP) dengan areal terbakar seluas 441 hektare, PT Rimbun Seruyan (RS) seluas 2.055 hektare yang terjadi di dua lokasi, PT Karya Luhur Sejati (KLS) seluas 1.122 hektare yang juga terjadi di dua lokasi. Kemudian, PT Globalindo Agung Lestari (GAL) seluas 32 hektare.

“Keseluruhan total karhutla di dalam konsesi 4 perusahaan tersebut yaitu 3.650 hektare,” kata Direktur Walhi Kalteng, Bayu Herinata dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/10/2023).

Bayu menuturkan, data tersebut berdasarkan Citra Sentinel 2 band 11 per 2 dan 10 September 2023.

Baca juga:  Pengakuan Tersangka: Pembunuhan Sopir di Katingan Bermotif Perampokan Narkoba

“Mendesak Polda Kalimantan Tengah untuk memproses laporan yang disampaikan KoMA dan melakukan upaya penegakan hukum kepada keempat perusahaan terkait kejadian karhutla di dalam areal izin,” kata Bayu Herinata.

Tidak hanya itu, KoMA yang terdiri dari Walhi Kalimantan Kalimantan Tengah, Save Our Borneo, dan LBH Palangka Raya juga meminta polisi melakukan upaya penegakan hukum di lokasi karhutla pada perusahaan lain. Kemudian melakukan proses penegakan hukum terkait kasus karhutla di Kalteng secara transparan dan maksimal.

Sementara itu, Bayu juga menuturkan karhutla yang terjadi mempengaruhi indeks pencemaran udara di Kalteng. Pada 2 Oktober 2023, indeks kualitas udara (AQI) dengan particulate matter (PM) 2,5, Kabupaten Kotawaringin Timur tembus di angka 1.135. Kemudian Kabupaten Barito Selatan sebesar 334. Tingginya angka polusi ini menempatkan keduanya pada level berbahaya.

Baca juga:  Ini Penjelasan BMKG Sampit Terkait Gempa di Kotim

Sedangkan, Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi berada pada angka 300 masuk udara sangat tidak sehat. Hal tersebut berdampak pada terjadinya penurunan kualitas kesehatan masyarakat dan terdapat sejumlah 3.988 orang menderita ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Dari luasnya lahan terbakar itu, kontribusi terbesar datang dari kebakaran di dalam konsesi perusahaan perkebunan seperti pada sektor Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.

BMKG Ingatkan Penurunan Kualitas Udara

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) adanya potensi penurunan kualitas udara.

Mengutip laman resmi BMKG, potensi penurunan kualitas udara di Kalteng itu merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang marak terjadi di sejumlah kawasan di daerah setempat.

Baca juga:  BMKG Peringatkan Ancaman Kekeringan Global dan Krisis Air

“Waspada potensi penurunan kualitas udara akibat peningkatan polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan,” demikian BMKG mengingatkan, Jumat (13/10/2023).

BMKG mengimbau masyarakat agar mengurangi kegiatan di luar ruangan dan ketika berada di luar ruangan untuk menggunakan penutup wajah/masker terutama bagi masyarakat yang memiliki riwayat gangguan pernapasan, anak-anak, ibu hamil dan orang tua usia lanjut.

BMKG menegaskan, waspada potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Tengah. “Diimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.”

Selain itu, BMKG juga menginformasikan adanya potensi hujan lokal dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang ataupun angin puting beliung.

“Waspada potensi hujan lokal dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang ataupun angin puting beliung.” (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi