Murid Kelas 4 Dirundung 8 Kakak Kelas, Dicekoki Obat Keras Hingga Pembekuan Darah di Kepala

Kantamedia.com – Seorang mudir kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) bernama Raffa (12 tahun) diduga menjadi korban perundungan oleh kakak-kakak kelasnya.

Selain mengalami korban bullying berupa kekerasan fisik, murid kelas 4 MI Madinatunnajah Kota Cirebon itu juga dicekoki obat keras sehingga diduga terjadi pembekuan darah di kepalanya.

Ironisnya pelaku ada 8 (delapan) orang yang merupakan kakak kelasnya yang duduk di bangku MTs di lingkungan yayasan yang sama.

Awalnya, orang tua korban mulai curiga saat Raffa tiba di rumah dalam keadaan lemah.

Saat itu sedang jam istirahat sekolah namun korban pulang ke rumah karena jarak rumah dengan sekolahnya berdekatan.

Baca juga:  Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Razman Merasa Dizalimi

Korban sempat terlihat terganggu jiwanya dan juga kerap berbicara sendiri.

Orang tua korban, Suyanto, sudah membawa korban ke rumah sakit namun hingga saat ini belum diketahui apa penyebab dari vonis dokter yang menyatakan sang anak menderita pembekuan darah di bagian kepala.

“Sampai saat ini pun saya belum mengetahui obat apa, kalau dokter sudah mengetahui itu karena memang obat cuma belum tahu obat apa, kemarin waktu periksa di rumah sakit itu (katanya) ada pembekuan darah di kepala,” kata Suyanto dikutip Kantamedia dari Youtube tvOneNews, Kamis (7/3/2024).

Baca juga:  Ratusan Mahasiswa Kalteng Gelar Demonstrasi Tolak RUU Pilkada

Suyanto juga mengaku bahwa anaknya sempat tidak mengenali kedua orangtuanya pasca kejadian.

Kemudian, korban baru bercerita bahwa dirinya sering kali dipukul bagian kepalanya oleh teman-teman kakak kelasnya hingga sering mengeluh kesakitan.

Kekecewaan Suyanto memuncak saat pihak sekolah tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa putranya.

“Pihak sekolah kayaknya sih enggak sepenuhnya tanggung jawab, kemarin ada dimintain uang penggantian berobat ke rumah sakit pun dia enggak respon apa-apa cuma bisa membantu ala kadarnya,” ujar Suyanto.

Baca juga:  Over Kapasitas, Rutan Palangka Raya Pindahkan 50 Napi ke Lapas

Namun, saat ini kondisi Raffa mulai membaik setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit.

Meskipun sudah bisa berkomunikasi lagi, trauma mendalam telah membuatnya enggan untuk kembali ke sekolah.

Suyanto bersikeras bahwa kejadian ini harus dibawa ke ranah hukum agar tidak terulang lagi. Namun, dia belum berencana untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain karena kendala biaya.

Kisah Raffa menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk menghentikan perundungan di sekolah dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak kita. (*/jnp)

Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi