Kenapa susah pilih partai?
Tingginya angka kesediaan untuk berpartisipasi dalam pemilu bisa diartikan sebagai ketertarikan orang muda yang terbilang tinggi terhadap politik. “Tapi, berdasarkan survei satu tahun terakhir, ketika ditanya apakah sudah punya pilihan atau belum, orang muda di bawah usia 35 tahun selalu menjadi kelompok usia yang paling banyak belum punya pilihan,” kata Oktafia Kusuma, Research Fellow Kawula17.
Dian bercerita, ketika dulu pertama kali ikut pemilu, ia juga bingung memilih partai. Padahal, ketika itu partainya hanya ada tiga. Sementara sekarang ini ada 18 partai nasional. Belum lagi, orang juga harus memilih anggota DPD. “Masalahnya, tidak tersedia guideline untuk orang muda yang baru pertama kali akan ikut pemilu. Ini permasalahan besar,” katanya.
Memang bukan hal yang mudah bagi orang muda untuk pilih partai. Salah satunya karena gempuran informasi dan kampanye yang malah bikin bingung. Itulah kenapa Kawula17 kemudian mengadopsi aplikasi VAA. Aplikasi tersebut membantu memberi pemahaman tentang posisi suatu partai tentang berbagai isu, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Lewat gamification berupa kuis, orang muda diharapkan bisa menentukan pilihan akan partai yang paling sesuai dengan preferensi dirinya.
“Kami ingin mengedepankan isu, bukan ideologi. Dengan begitu, kita bisa melihat bagaimana posisi partai terhadap suatu isu. Sehingga, pembicaraan antara anak dan orang tua di meja makan tidak lagi tentang identitas,” kata Dian.
Misalnya, ketika bicara soal KPK, pemilih diberi tiga pilihan posisi, yaitu independen, netral, dan tidak independen. Pilihan jawabannya selalu begitu, agar dapat merepresentasikan posisi mana yang lebih cocok dengan pemilih sesuai dengan isu yang diberikan.
Berdasarkan pilihan pemilih, di akhir kuis akan muncul saran soal partai yang gagasannya sejalan dengan pemilih dalam bentuk persentase. Misalnya, 71% partai A. Artinya, Anda disarankan untuk memilih partai A. Kenapa persentase partai A tertinggi? Karena, pilihan Anda akan jawaban suatu isu banyak direpresentasikan oleh partai A.
“Kalau ternyata yang awalnya ingin dipilih itu cocok dengan rekomendasi, bagus. Kalau tidak, pemilih bisa melihat lagi posisi mereka dan posisi partai yang ingin mereka pilih. Paling tidak ada bayangan sejauh mana posisi mereka sebagai pemilih dan partai yang harusnya mengusung suara mereka. Kami hanya memberikan saran atau nasihat. Dan, kami selalu sarankan untuk pilih dulu partainya, baru calegnya,” kata Dian.
Sambutan soal VAA Partai Politik ini cukup fantastis. Hanya dalam waktu dua hari, Kawula17 sudah memberi 105.000 rekomendasi kepada pemilih.
“Kami berharap kuis ini dilihat sebagai sesuatu yang sebanding dengan waktu yang mereka luangkan untuk mengikutinya. Kalau orang muda tertarik, mereka akan ikuti. Seandainya kami bisa reach satu orang, lalu dia memberi tahu peer-nya tentang kuis tersebut sebagai langkah awal untuk memilih partai terbaik menurut mereka, ini sesuatu yang luar biasa. Sebab, pencarian kebenaran tidak bisa diberi tahu, melainkan harus dicari,” kata Dian.
Pilih presiden lewat kuis
Sukses dengan VAA Partai Politik, di akhir minggu ketiga Januari 2024, Kawula17 meluncurkan VAA Ca(wa)pres. Untuk VAA ini, pemilih disarankan untuk kenali programnya, baru tentukan presidennya. Dalam hitungan 72 jam, sudah 463.298 rekomendasi diberikan kepada pemilih yang ikut kuis.