Pemilih Ganjar Didomisi Etnis Jawa
Dia juga menambahkan, saat ini pemilih Ganjar didominasi dari etnis Jawa. Sebagaimana diketahui Jawa sendiri menjadi kunci.
“Etnik Jawa cenderung ke Ganjar, saking besarnya pemilih Jawa maka adalah kunci. Padahal Prabowo juga orang Jawa asli Banyumas, tetapi sebagian mungkin tidak melihat atau kurang tahu Prabowo punya latar belakang itu,” ungkapnya.
Menurut Burhan, dalam beberapa bulan ini, tampak tidak banyak dinamika terhadap basis dukungan capres. Ganjar dan Prabowo relatif berimbang di posisi teratas. Kata dia, jika dilihat lebih ke belakang pada basis tiga nama capres, tampak hanya Ganjar yang menunjukkan tren peningkatan dalam dua setengah tahun. “Rata-rata dukungan Ganjar di tiap tahun konsisten menunjukkan peningkatan,” jelasnya.
Burhan mengungkap, Prabowo sempat mengalami kemerosotan sepanjang tahun 2022 hingga awal tahun ini, kemudian kembali menguat, tapi tidak melampaui rata-rata dukungannya di tahun 2021. Rata-rata dukungan Prabowo di tahun ini meningkat, tapi belum menyamai rata-rata dukungannya di 2021. Sementara Anies, pernah mengalami peningkatan paling besar pasca pencapresannya oleh NasDem awal Oktober 2022, tapi kemudian trennya menurun.
“Rata-rata dukungan Anies turun di 2023,” ulasnya.
Burhan menjelaskan, tren rata-rata dukungan terhadap tiga nama capres, tampak dinamikanya sangat landai. Ganjar bergerak di sekitar 5-6 persen dalam dua setengah tahun, tapi konsisten meningkat. Prabowo bergerak di sekitar 6-7 persen fluktuatif, dan Anies bergerak di sekitar 3 persen.
Basis Ganjar cenderung lebih terkonsentrasi pada kelompok dan wilayah tertentu, sementara Prabowo dan Anies basisnya lebih menyebar. Ganjar dominan di kelompok etnis Jawa, kelompok non muslim, wilayah Jateng-DIY, dan terutama basis Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres 2019.
Burhan juga mengungkapkan, separuh basis Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres 2019 cenderung kepada Ganjar, selebihnya terbelah kepada Prabowo dan Anies, terutama Prabowo. (*/jnp)