BAHAGIA ITU SEDERHANA
Bahagia itu sederhana!
Melihat sepasang pemuda yang memiliki anak tiga,
sedang asik bercengkrama ditemani oleh ibunda tercinta.
Memakan ramen level tiga, membuat cair suasana
di tengah teriknya panas dunia.
Sungguh mulia sang ibu tercinta,
yang rela menikmati pedasnya ramen level tiga
demi menghangatkan suasana keluarga
hingga terdengar suara “sehah lada-lada”.
Tidak heran bila mereka saling melempar tawa penuh suka cita
didampingi segelas teh ocha yang mampu melepaskan dahaga.
Sungguh bahagia itu sederhana,
Jika satu keluarga bisa saling menjaga.
Garut, 14 Juni 2024
BAHAGIA DENGAN CARA SEDERHANA
Suasana lebaran telah usai,
silaturahmi pun sudah selesai.
Saatnya melangkah untuk memulai,
mengejar mimpi yang tak kunjung tergapai.
Isak tangis kini sudah tak terdengar,
tertutup tawa yang terlalu menggelegar.
Ketimpangan menjadi sebuah sanggar,
bagi orang-orang yang memiliki jiwa tegar.
Menatap langit yang sama,
menginjak tanah yang serupa,
dan menghirup udara yang setara
tidak membuat keadilan itu datang untuk menyapa.
Satu hal yang menjadi pembeda,
ketika menatap kesejahteraan hidup di dunia.
Seseorang bisa bahagia dengan cara yang sederhana
tanpa harus melihat kebahagiaan orang lain dengan cara yang sama.
Setiap manusia memiliki deretan cerita
yang sudah dirancang sedemikian rupa
oleh Dzat Yang Maha Kuasa
dalam mengatur alur cerita kehidupan dunia.
Tetap semangat walaupun itu berat
dan tetap bangkit walaupun itu sakit.
Sebab bumi tidak memperdulikan orang-orang yang gemar putus asa,
tanpa mau berusaha sekuat tenaga.
Garut, 15 Juni 2024
BIDADARI KAYANGAN
Banyak rahasia yang tersimpan dibalik hati Perempuan.
Dipilih Tuhan menjadi makhluk yang rupawan,
Bercahaya bagaikan berlian,
Dan dipuja oleh seluruh kaum adam terkadang menjadi beban kehidupan.
Menelan banyak janji manis yang dilontarkan kaum adam,
Demi mendapatkan secercah pengharapan dibalik hati yang terpendam.
Senyum manis yang ditunjukkan kaum perempuan,
Jauh lebih menawan dibandingkan cahaya rembulan.
Sejauh mata kaum adam memandang, tidak ada celah kekurangan terhadap kaum perempuan.
Sebab ia diciptakan dari tulang rusuk yang menjadi pelindung jantung kehidupan.
Namun dibalik keindahan kaum perempuan, selalu ada rasa sakit yang diberikan oleh kaum adam ketika mereka sudah hilang kesadaran akan cinta dan kasih sayang.
Tragis memang, tapi itulah seni di dalam kehidupan yang harus ditelan sebagai pil pahit bagi sosok bidadari kayangan.
Garut, 16 Juni 2024
BUMI SANG PAHLAWAN WANITA
Ketika air mata yang jatuh di atas pipi wanita,
Langit menjadi gelap gulita,
Bumi seakan-akan meronta,
Mencari siapa dalang yang menyakiti hatinya.
Bergerak tanpa intuisi,
Berjalan tanpa ekspresi,
Berlari tanpa harmonisasi,
Seolah-olah jiwanya hidup, tapi hatinya telah mati.
Bagi bumi, tetesan air mata wanita jauh lebih berharga
Dibandingkan dengan segala bentuk perhiasan yang ada di dunia
Begitu besar kasih sayang bumi terhadap wanita
Hingga menganggapnya sebagai makhluk yang paling teristimewa.
Tatapan matanya yang sangat jauh dari KEBURUKAN,
Tutur katanya yang sangat dekat dengan KEBENARAN,
Langkah kakinya yang sangat jauh dari KESESATAN,
Dan derajatnya sangat dekat dengan KESEMPURNAAN.
Garut, 17 Juni 2024
SENYUMAN DI MASA KECIL
Tuhan…
Ternyata menjadi dewasa itu melelahkan.
Andai saja waktu bisa berputar kembali ke masa lalu,
mungkin semua orang ingin kembali ke masa kecil dulu.
Masa dimana semua beban hanya tersimpan di kaki dan tangan, bukan di hati dan pikiran.
Berlari kencang melawan arah mata angin, melompat tinggi menggapai cahaya matahari, dan berenang riang menantang terpaan gelombang.
Senyum dan tawa yang tulus menjadi makanan sehari-hari.
Tuhan…
Saat masa kecil dulu, mungkin hanya kaki dan tangan yang terkilir karena terjatuh mengejar mentari.
Bukan hati dan pikiran yang terkilir karena tertatih mengejar mimpi.
Tuhan…
Andai saja masa kecil itu terulang kembali, ingin rasanya berlari kencang di tengah jatuhnya air hujan.
Bukan untuk membiaskan tetesan air mata karena kecewa, tapi untuk menikmati hidup yang penuh akan canda tawa.
Tuhan…
Banyak waktu yang terbuang percuma hanya karena bergelut memikirkan nasib yang kian mencekam.
Tuhan…
Izinkan semesta untuk melapangkan hati dari gempuran cercaan pengkhianatan dunia yang menakutkan.
Tuhan…
Hadirkan kembali senyuman tulus yang membuat beban ini terasa ringan dari hantaman ketidakadilan dunia yang merenggut kebahagiaan.
Garut, 18 Juni 2024
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Suatu bangsa bisa dikatakan merdeka,
jika para pahlawan tanpa tanda jasa
mampu mengenal kata sejahtera
di dalam kamus hidupanya.
Berjalan dengan membawa beban bangsa
demi satu tujuan mulia yang nyata,
nampaknya belum dirasa cukup untuk mencicipi manisnya
kata sejahtera dari jajaran para penguasa.
Mengedepankan kurikulum merdeka
layaknya primadona
tanpa mau mengenalkan istilah merdeka yang sesungguhnya
kepada para pahlawan tanpa tanda jasa.
Dipunggung mereka,
melekat sejuta harapan dari para penerus bangsa
yang ingin mendapatkan secercah cahaya
penerang jalan menuju pintu kesejahteraan dunia.
Apalah daya,
mereka hanya bisa menelan setiap tetesan air mata
dengan lapang dada, tanpa harus menikmati manisnya saripati gula
penopang kata sejahtera.
Kata ikhlas dan sabar dijadikannya sebagai penyambung asa
dalam menerangi gelapnya dunia.
Dunia akan sangat bangga dengan setiap langkah kaki para pahlawan tanpa tanda jasa,
karena di setiap jejak langkah kakinya akan muncul benih-benih bunga yang mampu merubah dunia.
Garut, 19 Juni 2024
(Penulis: Insan Faisal Ibrahim;Kp. Pamalayan Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat; IG: @innsanfaisal)
Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.