Kisah yang Salah

Oleh: Diyah Ika Sari

Aku selesai memarkir motorku dan cepat-cepat meninggalkan makhluk aneh kaya kamu yang aku tau kamu sedang mengejarku. Karena kaki-kakiku kurang panjang akhirnya kamu bisa menyusulku dan sekarang kamu sudah berdiri tepat di sampingku.

“Olahraga pagi, non?” sapamu. “Pelan-pelan saja. Sampai ngos-ngosan gitu.” ejekmu kemudian saat aku tau sedang mengatur nafas karena kelelahan.
“Ngapain sih kamu. Dasar orang aneh.” gertakku.
“Burung, aku serius. Aku mau tanya sama kamu.” perkataanmu membuat aku menghentikan langkah. Suaramu yang kali ini bernada beda dengan biasanya membuat aku tertarik ingin mengetahui apa ada sesuatu.
“Ada apa?”
“Aku mau izin pulang sama HRD. Caranya gimana?”
“Loh, kenapa?” aku mulai serius.
“Aku sakit.”
“Sakit?” tanyaku sedikit khawatir. Tapi kulihat kamu tidak tampak pucat sedikitpun. Bahkan wajahmu menggambarkan keceriaan. Aku pun ragu.
“Iya. Aku sakit. Aku mau pulang saja.”
“Kamu sakit apa?” aku mulai menunjukkan rasa khawatirku. Lalu kamu memegang dada kirimu dengan wajah seperti menahan sakit.
“K-kamu sakit jantung?” pekikku dengan cemas. Kali ini aku benar-benar sangat mengkhawatirkannya. Ada sesuatu yang membuat aku takut jika terjadi apa-apa denganmu.
“Aku sakit.. sakit hati.. karena cinta.” katamu lirih sambil mengedipkan sebelah matamu.
“Hah? Apa-apaan ini?” seruku. Aku lalu memukul-mukul punggungmu dengan tasku sejadi-jadinya. Kamu mencoba menghindar sambil tertawa terbahak-bahak.

Aku sadar sejak hari itu kita semakin dekat. Aku semakin nyaman berada di sampingmu. Dan kamu pun merasakan hal yang sama. Aku merasa hidupku yang selama ini monoton menjadi berwarna karena kamu. Selalu ada saja hal yang bisa membuatku tertawa karena guyonanmu. Ada juga hal yang membuatku melayang karena rayuan gombalmu. Dan semua itu kamu lakukan tanpa ada paksaan atau akting belaka. Semuanya mengalir begitu saja. Dan aku sangat menikmatinya.

Baca juga:  Gerutu Tin di depan Keranda Tan

Sekarang setiap pagi selalu ada yang menungguku di tempat parkir. Dengan celotehanmu yang selengekan membuat aku semakin bersemangat untuk bekerja. Belum lagi kamu juga sering membuat banyak alasan agar kamu bisa ke ruang kerjaku. Padahal sebenarnya tidak terjadi trouble apa-apa. Kamu juga semakin mengolokku dengan sebutan “burung” meski aku kurang suka tapi lama-lama aku menyukainya.

Dengan hubungan kita yang semakin dekat ini entah dari mana asalnya tiba-tiba saja muncul benih-benih aneh dari dalam hatiku. Aku tidak tau apakah ini cinta atau hanya sekedar rasa nyaman. Tapi seringkali tanpa aku sadari aku terkadang merasa ingin memilikimu dan selalu di sampingmu. Aku selalu memikirkanmu dan mulai merindukan hadirmu jika sehari saja kita tidak sempat bertemu. Aku selalu ingin menatapmu. Menggenggam jemarimu dan larut dalam pelukanmu.

Satu bulan kemudian.
Kebaya hijau lengkap dengan aksesoris mewahnya sudah terpajang di kamarku. Itu adalah baju yang sangat aku ingin pakai di hari istimewaku. Aku yakin aku akan tampil sangat mempesona esok. Aku pasti akan sangat cantik. Karena dia pernah bilang, “Kamu akan sangat cantik di hari pernikahan kita.”

Baca juga:  Mukjizat Untuk Lelaki yang Bukan Nabi

Aku sadar hidup itu pilihan. Kita tidak pernah tau dengan siapa kita bertemu, berpisah dan dengan siapa kita ditakdirkan. Hidup itu lebih dan kurang. Tapi terkadang kita dibingungkan untuk memelih antara dua atau lebih kelebihan. Hidup itu kamu dan dia. Hidup itu adalah keputusan. Bahwa kalian adalah yang terbaik yang Tuhan kirim untukku. Kemudian satu di antara kalian harus pergi dari hidupku. Saat ini, esok atau mungkin tetap tinggal. Dan akhirnya aku memlilih hidupku bersama dia. Dia yang sejak awal hadir dalam kehidupanku, menjalani hari-hari sedih dan bahagia bersamaku, jauh sebelum adanya kamu.

Satu bulan yang lalu.
“Mau makan sama aku? Please?” kamu memohon padaku. Aku pun mengangguk. Kupikir tak ada salahnya sekali-sekali makan sama kamu. Itung-itung sebagai tanda terima kasihku karena kamu sudah mewarnai hidupku.

Kamu memboncengkan aku dengan motor bututmu. Kamu meraih tanganku dan melingkarkannya di pinggangmu. Mulanya aku menolak tapi kamu semakin erat menggenggam tanganku dan aku tidak bisa menghindar. Tapi entah kenapa ada rasa hangat saat itu. Sesuatu berdesir di lubuk hatiku.

“Kamu mau makan apa burung? Kamu bisa pilih semua makanan yang kamu suka.”
“Oh.. tumben. Apa kamu naik gaji?”
Kamu mengedipkan sebelah matamu.
Aku suka gayamu yang seadanya. Seperti saat kita sedang menunggu pesanan datang kamu tidak kehabisan kata-kata untuk membuatku tertawa. Aku sangat terkesima dengan semua cerita polosmu dan apa adanya. Bersamamu sangat menyenangkan.
“Aku suka kamu. Aku cinta kamu.” katamu tiba-tiba tanpa ada permulaan kata yang menjurus ke topik itu.
“Apa?” aku terbelalak.
“Aku sangat ingin bersamamu.”
Aku tersenyum. Melihatmu serius sangat aneh. Aku tidak pernah melihat kamu serius sebelumnya.
“T-tapi..” aku tidak bisa berkata apa-apa.
“Aku cinta kamu Nuri. Aku ingin menghabiskan hidup bersamamu.”
“Tapi aku tidak bisa.”
“Aku sudah bisa menebak jawabanmu. Itu yang aku suka dari kamu. Kamu tidak memberi harapan padaku. Kamu menganggap aku sebagai temanmu. Kamu tetap setia.”
“Maafkan aku, Fito.”
“Kamu tidak perlu minta maaf. Aku tau posisiku. Tapi aku cuma ingin kamu tau, aku sangat berharap dipertemukan lagi denganmu suatu saat nanti. Saat kita sama-sama tidak terikat oleh siapapun.”
“Sampai kapan?” tanyaku lirih.

Baca juga:  Penutup Wajah Shakila (Bagian 1)

Kamu menggenggam tanganku erat. Kurasakan hati ini semakin berdesir kencang. Aku menahan jatuhnya air mata ini. Aku merasa apakah aku sanggup melalui hari-hari yang terbiasa denganmu.
“Aku tidak tau sampai kapan. Mungkin sampai ada takdir yang akan mempertemukan kita lagi. Burung, bolehkah aku bertanya?”
Aku mengangguk.
“Apakah selama ini aku ada di hatimu? Ah.. mungkin ada sedikit ruang di hatimu yang terisi olehku?”

Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi