Mantra Pelunas Utang

Oleh: Wawan Kurniawan

Dalam hati, Adin terus bertanya-tanya, siapa dan bagaimana lelaki misterius ini mengetahui banyak hal tentang dirinya.

“Kau bisa melunasi utangmu, Nak!”

Kata “nak” membuat suasana sedikit canggung. Adin melihat lelaki itu tampak bugar dan mengira jika usianya masihlah muda, bahkan Adin mengira dirinya jauh lebih tua dibanding lelaki itu. Namun, semua itu dibiarkan berjalan begitu saja.

“Apa yang sebenarnya ingin disampaikan orang ini?” Adin bertanya-tanya dalam hati.

Lelaki itu terbatuk setelah bercerita cukup panjang. Dengan sigap, Adin kembali ke dapur dan mengambil segelas air dengan terburu-buru untuk lelaki itu. Saat kembali, Adin melihat sebuah koper biru tua di dekat mangkuk yang sudah kosong.

Baca juga:  Kontingen FBIM Kotim Dilepas, Bupati Targetkan Juara Umum

“Lihat, Nak, ini bukti jika kau benar-benar akan melunasi utangmu. Kucing tadi telah berubah jadi sebuah koper biru tua ajaib, ini untuk kebaikanmu selama ini!”

Adin diam di tempat, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tidak mungkin seekor kucing berubah menjadi sebuah koper. Tidak mungkin juga, lelaki yang ada di hadapannya itu adalah seorang penyihir atau orang yang punya kekuatan magis. Tidak mungkin. Akan tetapi, semakin keras dia berusaha meyakini bahwa semua itu tidak mungkin, harapan bahwa dia bisa melunasi utang seperti setitik cahaya dalam gua yang amat gelap.

Baca juga:  Duri Duri Tumpul

Harapan kecil itu membuatnya berani bertanya, “Bagaimana mungkin?”

***

Rumah Adin akan disita lantaran saudaranya telah menjadikan surat-surat rumah sebagai jaminan saat akan meminjam uang di bank. Alasan ingin mendapat modal untuk membuka usaha baru membuat Adin iba dan percaya kepada adiknya, meski sudah tiga kali adiknya gagal dan menghabiskan warisan keluarga sebagai modal.

Pertama, usaha restoran di pinggiran kota, hanya bertahan dua bulan. Setelah itu, membuka percetakan, yang akhirnya bangkrut di bulan kelima, dan terakhir dia ingin membuat usaha peternakan. Semua rencana adiknya hanya membawa Adin pada kesialan. Proses pelunasan sudah tidak berjalan dengan baik, adiknya juga tidak dapat dihubungi lagi. Akhirnya sebelum disita, pihak bank mengirim sejumlah orang untuk menagih hingga Adin merasa mendapat teror, bahkan terbawa mimpi.

Baca juga:  Manusia Tanpa Kata

Bermodal tabungan yang dia miliki, Adin memutuskan untuk pergi menjauh dan memulai kehidupan yang baru. Menjelang kepergiannya, tiap malam dia melewati malam yang panjang disertai dengan mimpi buruk. Dia juga mendapati hal-hal ganjil di luar nalar, tetapi dia merasa semua seakan seperti halusinasi belaka. Dia bahkan curiga, skizofrenia yang pernah diderita oleh kakeknya sudah mulai menular kepadanya. Benturan pikiran di kepalanya membuatnya mudah lelah, bahkan bisa mual dan terdiam mematung dengan pikiran yang melayang-layang.

Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi