Mantra Pelunas Utang

Oleh: Wawan Kurniawan

Memilih lari dari masalah bukanlah pilihan yang bijak, tapi di situasi seperti ini, saat satu-satunya saudara yang disayanginya membuatnya menderita, pilihan ini tampak masuk akal. Dia bertanya-tanya, apakah keluarga memang hanya beban? Di satu titik, kadang dia ingin membunuh adiknya sendiri dengan dalih, membunuh demi melepasnya dari kebodohan mungkin pilihan yang lebih baik. Pada akhirnya Adin memilih menyelamatkan diri dengan caranya sendiri.

***

Setibanya di bandara, dia mulai merasakan debar jantungnya lebih cepat, telapak tangannya pun basah karena keringat. Koper yang dibawanya mulai terasa berat, seperti yang dijelaskan lelaki misterius yang ditemuinya sehari sebelumnya. Saat petugas memintanya untuk menyimpan koper itu di bagasi, Adin menolak dan memilih untuk terus membawanya. Di atas pesawat, dia bahkan memeluk koper itu setelah memenangkan pertengkaran dengan pramugari, yang memintanya menyimpan koper biru tua itu di kabin.

Baca juga:  Mayat, Hujan dan Jilat-menjilat

“Baruta naapi latasi katanupa dalina.”

Selama perjalanan menuju pulau, dia kembali merapalkan mantra. Dia juga membayangkan akan melunasi sejumlah utangnya yang tersebar mulai dari bank, di kawan dekatnya, di pinjaman online, dan beberapa kerabat yang masih mempercayainya. Dengan keyakinan yang tak tergoyahkan lagi, koper itu adalah mukjizat yang seakan membuat matanya menyala menghadapi masa depan.

Butuh waktu sejam untuk tiba di pulau tujuan Adin. Pesan lelaki itu kembali teringat, “Saat kau membuka koper ini, kau akan melihat kucing hitam yang tak lagi buta dan uang-uangmu akan bertambah dengan sendirinya. Semakin kau dekat di pulau dan semakin banyak kau merapalkan mantra itu, keajaiban akan semakin besar!”

Orang yang duduk di samping Adin bahkan menegurnya lantaran merasa terganggu dengan suara Adin yang lama kelamaan terdengar. Bahkan pramugari pun menegurnya. Adin hanya berhenti sejenak lalu tak lama setelah itu, suara dari mulut Adin kembali mengganggu.

Baca juga:  Suami vs Istri

***

Untuk sementara, Adin menyewa sebuah penginapan sebelum mendapat tempat yang akan ditempatinya lebih lama. Saat masuk ke dalam penginapan, pintu kamarnya langsung ditutup dan dikunci rapat-rapat. Seperti yang dikatakan lelaki misterius itu, kopernya memang semakin berat, tapi saat dia mendekat ingin membuka kopernya, suara ketukan terdengar, disusul dengan suara lelaki yang memanggil-manggil dengan sebutan, “Nak…” Adin merasa mengenal suara itu. Ditambah lagi ada suara kucing yang mengeong, Adin mencoba mendengarnya dengan saksama. “Suara itu berasal dari dalam koper, tidak suara itu berasal dari luar pintu,” batinnya. Namun Adin mendekatkan telinganya ke koper, dan mendengar suara kucing itu dengan jelas. Saat dia yakin, dia berteriak keras, “Mantra itu ajaib!”

Baca juga:  Senja Membisik

Suara pintu kamar penginapan Adin pun berderit, tangannya masih tertahan menyentuh koper. Belum sempat dia melihat semua kejadian itu, dia kembali mual dan memuntahkan nyaris seluruh makan siangnya. Suara-suara terdengar samar, penglihatan Adin mulai berkunang-kunang. Kejadian ini sudah berulang kali terjadi. Di titik ini, sebuah hasrat membunuh adiknya terasa lebih besar dibanding keinginan melihat mantra itu mengabulkan harapannya.(*)


 

Wawan Kurniawan | Menulis puisi, cerpen, esai dan menerjemahkan. Buku-buku puisinya: Persinggahan Perangai Sepi (2013) dan Sajak Penghuni Surga (2017). Buku esai pertamanya yang memuat 50 tulisan yang pernah dimuat di Koran Tempo Makassar dari tahun 2013-2016 terbit Februari 2017 dengan judul Sepi Manusia Topeng oleh Penerbit Nala Cipta Litera kerjasama komunitas Literasi Makassar dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Sulawesi Selatan.

Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi