Penutup Wajah Shakila (Bagian 1)

Oleh : Mira D. Lazuba

TIDAK ada yang pernah melihat wajah Shakila sejak kecil. Bahkan teman bermain di sekitar rumahnya pun. Sejak kecil, Shakila selalu menutup wajahnya dengan apapun. Entah masker, hingga cadar.

Walaupun demikian anak gadis tersebut tetap riang bermain dengan teman-temannya. Walau tak tampak, dia selalu tertawa ceria. Matanya bersinar saat dia gembira, sayu sendu saat merasa sedih dan menjadi lebih besar saat marah. Semua orang mulai terbiasa memahami Shakila dari membaca matanya.

Aneh, memang aneh. Banyak berhembus tentang mengapa Shakila menutup wajahnya, bahkan sejak kecil. Ada yang bilang karena mukanya hancur, orang tuanya terlalu sedih untuk membuatnya tampak tak percaya diri. Ada lagi yang bilang dia terkena penyakit aneh, tidak punya hidung, bibirnya sumbing, hingga giginya tonggos. Semua menebak, semua menerka entah mana yang benar, tapi tak ada yang lolos dalam pembuktian karena tak pernah tampak wajah Shakila. Sedikit berbaik hati orang bermanis prasangka mengatakan, mungkin Shakila terlalu cantik, hingga silau mata yang memandangnya. Tapi itu semua cuma ‘mungkin’ dari prasangka Pak RT.

Baca juga:  Mayat, Hujan dan Jilat-menjilat

Bahkan semua orang yang pernah melihat wajah Shakila mendadak menjadi sangat misterius. Wali kelas Shakila misalnya, yang memegang foto diri anak didiknya itupun diam seribu bahasa. Disimpannya rapi berkas berfoto Shakila, bahkan dengan rela kadang tak ditempelkannya pula foto Shakila di rapor. Bu Guru mengijinkan Shakila berfoto dengan penutup wajah pada akhirnya. Saat diserbu pertanyaan, “Bagaimana wajah Shakila?”, Bu Guru hanya tersenyum dan mengatakan, “Semua makhluk ciptaan Allah indah, Anda pun indah.”

Dengan menutup wajahnya, Shakila menjadi sangat dikenal oleh orang di lingkungannya. Pembicaraan tentang Shakila menjadi topik yang seru hingga membosankan. Karena tak ada pula orang yang sampai hati berusaha menyingkap penutup wajah gadis baik itu. Bertanya-tanya selalu warga yang melihat Shakila, dari kecil hingga dewasa, “Apa gerangan yang membuatnya menutup wajahnya?”. Tak puas hati orang-orang yang bertanya pada kedua orang tua Shakila perihal penutup wajah anaknya. Orang tuanya selalu bilang, “Itu pilihan Shakila sendiri.”

Baca juga:  Penutup Wajah Shakila (Bagian 2)

Hati yang tak puas ada dimana-mana, tapi banyak dari mereka menganggapnya sebagai angin lalu dan mengakhiri rasa penasarannya dengan “Ah, nanti juga terungkap”. Tapi tidak dengan Majedi, anak Pak RT.

Usia Majedi sekitar 5 tahun lebih tua dari Shakila. Seumur hidupnya, dia dihantui rasa penasaran tentang wajah Shakila. Saat itu Majedi sudah duduk di bangku SMP kelas 2, sementara Shakila berumur sekitar 9 tahun. Majedi baru pulang dari sekolah saat dilihatnya Shakila berdiri di ujung gang sambil menunduk. Semua orang tahu siapa gadis dengan penutup wajah itu.

Baca juga:  Gerutu Tin di depan Keranda Tan

Majedi lekat memandang Shakila dan perlahan mendekatinya yang menunduk. Setelah agak dekat, dipanggilnya, “Shakila?”. Sontak Shakila kecil kaget dan melihat kearah suara yang memanggilnya. Tampaklah mata menangis Shakila.

“Aku tak sengaja injak anak ayam, Kak…hiks” Shakila terisak sambil menunjukkan anak ayam mati yang ada di tangannya.

Majedi tak bergeming, dia seperti tersihir oleh mata menangis itu. Entah mengapa terasa pilu hatinya melihat anak kecil itu menangis. Ikut hancur perasaannya. Shakila terus menangis sementara Majedi hanya mematung. Hingga datang Ibu Rini pemilik anak ayam itu yang menenangkan Shakila dan mengatakan bahwa tidak mengapa jika anak ayamnya mati. Sejak saat itu, Majedi hidup dalam rasa penasaran.

Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi