Suami vs Istri

Oleh: Latifah Nurul Fauziah

ISTRI, katanya salah satu makhluk paling rumit di dunia—kata para suami. Sebelum itu, mereka yang berstatus pacaran pun berpendapat sama, bahwa, cewek adalah manusia paling rumit di dunia. Lebay ah!

Tidak mau kalah, para istri berpendapat bahwa sebagian dari lelaki banyak dari mereka yang tidak peka alias harus pake kode dulu. Mereka tak ayal kulkas dua pintu yang dinginnya minta ampun! Lurus-lurus aja, tanpa ada tikungan. Hmmm…

Satu tahun pasca menikah, menghadapi suaminya yang irit bicara, sedikit ekspresi, dan minim perhatian membuat Citra selalu uring-uringan. Akibat dari selalu menonton drama Korea yang isinya cinta-cintaan membuat Citra membayangkan bagaimana suaminya jika bersikap sama sebagaimana opa-opa Korea. Mungkin romantis, Citra mengkhayal sendiri. Tapi kenyataannya nol persen!

Rahman Fauzi, Adalah suami dari seorang Citra Kirana, yang dinikahinya 1 tahun yang lalu dan mereka belum dikarunia keturunan.

Siang ini mereka diundang ke pernikahan teman Citra yang jauh dari tempat mereka tinggal. Sekitar dua jam jarak tempuh yang harus mereka lalui.

Dikarenakan ini adalah tempat tinggal baru temannya, yang sebelumnya pindah dari tempat lama, maka dari itu Citra tidak tahu sama sekali wilayah yang dipakai acara pernikahan temannya itu.

So? Jadilah Google map menjadi jalan ninja mereka. Mereka berangkat jam 06.00 WIB karena menghindari macet dan panas. Bandung terkenal sekali dengan kemacetannya, sudah seperti Jakarta.

“Nih kamu yang baca map!” Perintah Rahman sambil memberikan ponselnya kepada Citra.

Citra cemberut sekaligus kesal. Kenapa harus dia yang baca map? Asal kalian tahu ya, membaca map alias baca petunjuk jalan adalah hal yang sangat dibenci oleh citra. Mau gimana lagi? Dia trauma.

Pernah sekali, jaman dulu, ketika citra dibonceng temannya pakai motor, dan dia disuruh untuk membaca map menuju satu tempat, di belakang ada rombongan. Sekitar 5 motor waktu itu, setiap motor membonceng penumpang alias pacar-pacar mereka. Khusus Citra, dia hanya berteman saja. Jadi total keseluruhan rombongan adalah 10 orang.

Awalnya Citra percaya diri, mulanya mengikuti jalan karena map menunjukkan jalan lurus. Ketika dekat tikungan dia bingung, jarak 200 meter harus belok, Citra malah bablas hingga berulang kali melakukan kesalahan yang sama hingga mereka menuju perbatasan tersebut dengan wilayah lain.

Jujur, saat itu Citra sangat malu, ingin menangis, bahkan rasanya ingin menghilang saat itu juga. Dari sana Citra bersumpah kepada diri sendiri tidak mau lagi untuk membaca peta. Kapok! Malah amburadul! Malu-maluin.

Dan sekarang suaminya menyuruhnya untuk melakukan hal sama? Apakah Citra sanggup? Belum juga jalan Citra sudah tidak mau duluan.

“Kamu aja ah, A. Aku nggak bisa baca map!” Tolak Citra seraya menyimpan ponsel suaminya di dashboard.
“Eh ayo biar cepet sampe ke tempat!” Kilah Rahman sambil memutar setir.
“Ih gak mau!” Tolak Citra lagi.
“Ayo aku bantu, ya. Nanti kita sama-sama arahin. kamu pegang hp-nya!”

Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.

TAGGED:
Bagikan berita ini

KANTAMEDIA CHANNEL

YouTube Video
Bsi